Bismillah,
Sejak saya kecil dan memulai memahami arti kehidupan saya teringat akan nama desa saya yakni Tanjung Baru Seginim Bengkulu Selatan provinsi Bengkulu. Pemahaman saya bertambah bahwa desa itu adalah Tanjung Baru di mana kepala Kedepatian Sukanegeri kala itu ada di Tanjung Baru. Begitu jug ketika bersekolah saya bersekolah di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah (MIM) Tanjung Baru bukab MIM Lubuk Langkap.
Lubuk Langkap itu nama awal
Ketika rombongan kakek saya Merinsan dkk yang datang ke Lubuk Langkap untuk pertama kami yakni sekitar tahun 1949, mereka memperoleh lama kawasan itu sebagai Lubuk Langkap. Yang dinamakan Lubuk Langkap itu adalah palunh sungai yang sekarang dijadikan bendungan Lubuk Langkap dan Tempat wisata pemandian Umum. Lihat gambar di atas.
Generasi kami cukup senang dan bangga ketika menceritakan nama desa kami itu dengan nama Tanjung Baru. Apalagi ketika perkenalan di kelas, di sejumlah kegiatan pada waktu saya masuk SMP, SMA, dan perguruan tinggi. Nama Tanjung baru menjadi ideal untuk desa kami dan lagi-lagi kami bangga dengan nama itu. Berbeda dengan nama Lubuk Langkap kebanyakan kami tidak senang karena itu tidak pas untuk nama desa tetapi pas untuk nama palung sungai.
Kami sempat membandingkan nama desa kami dengan desa Arisan tinggi yang berubah menjadi Sukamaju. Begitu juga dengan Muara Tiga adalah perubahan nama desa dari nama Ayik Jiput. Tetapi belakangan nama desa kami lebih dikebal dengan Lubuk Langkap.
Mengikuti Nama Bendungan
Menurut sumber yang layak dipercaya, perubahan nama dusun Tanjung Baru menjadi Lubuk Langkap itu adalah mengikuti judul proyek pembangunan yakni bendungan Irigasi Lubuk Langkap. Setelah itu Bendungan Lubuk Langkap berubah juga menjadi tempat wisata pemandian yang ramai dikunjungi wisatawan lokal dan nasional. Nama Lubuk Langkap menjadi lebih populer dari Tanjung Baru. Namun demikian nama MIM tidak kalah dengan nama Lubuk Langkap karena dari madrasah inilah banyak sekali para guru, dosen, ASN, pengusaha sukses berasal.
<iframe width="506" height="285" src="//www.youtube.com/embed/gEA8w7t3AL4" frameborder="0" allowfullscreen=""></iframe>
Kini ada berdiri Musholah Lubuk Langkap
Sebuah musholah yang dibangun secara swadaya yang berasal dari para donatur warga Lubuk Langkap di perantauan juga banyak donatur warga asal Sumsel, Jakarta, Lampung, Jatim, Bandung, Bengkulu dan Malaysia. Musholah itu itu diberi nama "Musholah Lubuk Langkap Darussalam" dengan suatu harapan dan doa bahwa agar warga Lubuk Langkap berada dalam rumah keselamatan. Selamat di dunia dan selamat di akhirat.
Musholah ini akan menjadi tempat persinggahan para pemandi di wisata pemandian Lubuk Langkap yang berjarak 35 m sebelah barat bendungan itu. Mereka akan singgah untuk menghadap tuhan mereka.
Selama mereka melakukan shalat fardhu biasanya zuhur dan asyar akan mengalirlah pahala kepada para donatur, demikian juga akan ada pengajian, akan ada doa di musholah ini. Dengan izin Allah musholah ini akan barokah dan menambah keberkahan dusun Lubuk Langkap dan warganya. Akan bertambah pula rahmay dan hidayah untuk warga Lubuk Langkap dan juga mereka yang berada di rantau.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H