Mohon tunggu...
Supli Rahim
Supli Rahim Mohon Tunggu... Dosen - Pemerhati humaniora dan lingkungan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kebiasaan Mencari Ikan di Desa yang Penuh Kenangan

29 Januari 2021   09:06 Diperbarui: 29 Januari 2021   09:54 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika libur panjang

Ketika libur panjang kami bersama kakek, paman, saudara sepupu atau tetangga pergi mencari ikan ke lokasi yang jauh dari desa. Kala itu kami bermalam di di hulu air ndelengo. Dari kebun Datar Kepahyang kami berjalan puluhan kilometer ke arah timur laut. Sambil mengobrol di sepanjang jalan kami tiba di daerah yang dituju. Malam pertama hingga ketiga bisa di satu lokasi. Atau pindah pindah ke lokasi lain jika ikannya kurang memadai. Di pinggir sungai pada hari pertama kami membuat kemah yang dihuat dari pohon dan daun serdang. Si sanalah kami bermalam.  Mendengarkan lagu daerah jika membawa tape recorder adalah bagian dari masa kami bermalam di pedalaman hutan. Kalau tidak kami akan ngobrol atau tidur pulas hingga pagi hari. Tentu tidak melupakan shalat subuh.


Sangat sering kami memperoleh ilan yang banyak. Biasanya ikan dibersihkan dan dijadikan ikan asap. Pada siang hari kami membakar ikan atau masak sop ikan dengan bumbu dan sambal cabe yang dibawa dari kebun.

Begitulah perjalan hidup kami asal desa. Kebiasan memakan ikan berlanjut hingga ke kota saat kami bersekolah, bekerja dan punya keluarga sendiri. Semoga menambah kekaguman kita kepada Allah swt, para nabi dan orangtua dan keluarga kita. Mereka semuanya sangat erat dengan perjalanan hidup kita.

Jayalah kita semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun