Jika kita pilih wilayah ribuan hektar, dengan curah hujan 200 mm/jam, dengan nilai CC atau cathment charateristics lebih dari angka 0,9 maka hasilnya adalah dalam ribuan m3 per detik. Bisa dibayangkan jika wilayahnya jutaan hektar dalam waktu yang lama.
Faktor dominan
Dari pelajaran yang bisa kita petik ketika kita memprediksi runoff menggunakan "runoff prediction" di atas, kita bisa memperoleh sejumlah pelajaran.
Pertama, hujan adalah bukan satu-satunya faktor penyebab banjir jika nilai CC tinggi, mendekati angka 1. Apa artinya? Ini berarti bahwa hujan yang jatuh dari langit hampir semuanya tidak diserap permukaan bumi tetapi berubah menjadi runoff atau limpasan permukaan atau runoff.Â
Kenapa nilai CC saat ini di Kalsel tinggi karena tanah yang jenuh air, hutan banyak yang gundul. Jika hutan banyak yang masih perawan maka nilai CC mendekati angka Nol yang berarti sedikit sekali air hujan yang berubah menjadi runoff.
Berdasarkan angka yang disampaikan oleh Dandhy Laksono, pegiatan Walhi, ada 814 lubang mengangah di 157 perusahaan tambang batu bara dan kebanyakan Kalimantan Selatan ditanami kelapa sawit yang monokultur, sehingga berakibat sedikit sekali menyerap air.
Jika demikian hasil prediksi runoff dari wilayah kalimantan selatan yang berjumlah jutaan hektar, mengalami hujan yang lama, dengan curah hujan ekstrim yakni > 200 mm per jam, berlangsung lebih dari 24 jam, dengan nilai CC lebih dari 90 persen (0.9) adalah sekitar jutaan meter kubik per jam.Â
Siapa yang salah?
Kita sekarang jangan mencari siapa yang salah. Yang salah adalah kita semua, pemerintah, perusahaan, walhi, masyarakat semuanya. Mengapa? Karena semua punya peran. Hujan yang turun dalam jumlah banyak, dalam waktu lama pada wilayah yang rusak memang akan menjadi musibah kita semua. Semua mestinya instrospeksi diri. Sudahkah kita menjadi penyebab kerusakan itu?Â
Tentu jika dirangking yang menyumbang tertinggi adalah pemerintah dan perusahaan. Kenapa? Karena pemerintahlah yang memberi izin kepada sejumlah perusahaan. Pemberi izin mesti mengawasi perusahaan apakah mereka komit dengan pengelolaan lingkungan? Jika perusahaan tidak komit maka mereka juga merupakan pihak yang bertanggung jawab sehingga alam tidak dirusak semata tanpa memperbaikinya.
What Next?