Mohon tunggu...
Supli Rahim
Supli Rahim Mohon Tunggu... Dosen - Pemerhati humaniora dan lingkungan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Siapa Sangka Jaskeri Dersib, Anak Desa Bisa Keliling Indonesia

17 November 2020   07:53 Diperbarui: 17 November 2020   09:22 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bismillah,

Alhamdulillah, Allahumma shaliala Muhammad. Mari kita selalu bersyukur atas segala nikmat yang Allah anugerahkan kepada kita. Nikmat sehat, nikmat ilmu dan teknologi dan nikmat iman. Salam dan selawat mari kita selalu kirimkan dan lafazkan kepada junjungan nabi Muhammad saw. Tulisan kali ini memaparkan jalan hidup pak Jaskeri Dersib, seorang putra desa Masat Bengkulu Selatan yang merubah nasib merantau ke ibukota Jakarta.

Anak Desa

Jaskeri kecil kehidupannya serba kekurangan maklumlah ayahnya Dersib  seorang petani yg masih mengandalkan bercocok tanam padi setahun sekali bukan seperti saat ini yg bisa panen tiga kali setahun. Sawah ayah Jaskeri di Ataran Ipoh Masat Bengkulu Selatan.

Tapi Jaskeri tidak berputus asa untuk bersekolah Walaupun dengan kaki telanjang karena ekonomi ayah tidak memungkinkan.

Jaskeri kecil sempat lama menjalani hidup dari sekolah ke sawah dan pulang ke rumah. Besoknya ke sawah lagi. Sempat bersekolah di Manna tepatnya di Sekolah Menengah Ekonomi Tingkat Atas (SMEAN) tetapi tidak tamat.

Merantau Ke Jakarta

Singkat cerita Jaskeri bertekad untuk merantau ke Jakarta kebetulan sudah ada kakak yang sudah di Jakarta, yakni Jakeri Dersib. Keberadaan kakak beliau tersebut memotivasi Jaskeri untuk juga ikut merantau. Tidak peduli apa jua yang akan terjadi di ibukota. Toh di desa hidup Jaskeri memang tidak baik-baik saja.

Setiba di Jakarta Jaskeri sangat senang karena dia sangat berharap dapat merubah nasib. Tetapi kejamnya ibukota lebih kejam dari ibu tiri. Jaskeri tidak serta merta bisa  mengurus KTP Jakarta.  Sepuluh tahun Jaskeri hidup lontang lantung di Jakarta tanpa KTP. Walaupun demikian Jaskeri masih bisa mencari uang dengan kerja serabutan.

Jaskeri tidak putus asa. Dia  melamar pekerjaan ke sana sini. Alhamdulillah, nasib baik berpihak kepada Jaskeri setelah 10 tahun di Jakarta dia dapat kerja di Pertamina sebagai pelaut, bekerja di kapal tanker pengangkut BBM.

Di sinilah Jaskeri bisa mengelilingi Indonesia dari sabang sampai Merauke. Semua kota pinggir laut sudah Jaskeri injak dan singgahi selama bekerja sebagai pelaut.

Kagum dengan ciptaan Tuhan

Berbulan-bulan hingga berpuluh tahun, Jaskeri menikmati pekerjaan sebagai awak kapal Pertamina. Perjalanan di laut menurut Jaskeri kadang menyenangkan terkadang juga menyedihkan. Menyenangkan karena melihat banyak kota, banyak laut, banyak gunung, banyak manusia, banyak ikan, udang dan mutiara. Jaskeri mengagumi ciptaan tuhan yang sungguh indah. 

Tetapi Jaskeri juga mengalami fase-fase sedih, capek dan jenuh di atas kapal. Jauh dari keluarga, jauh dari keramaian. Jaskeri juga tidak bisa menceritakan yang tidak enak sebagai pelaut. Cuara buruk, konflik dengan awak kapal lain dan sebagainya. Cukup Jaskeri saja yang tahu. Jaskeri ada memang bercerita kepada keluarganya tetapi itu terbatas yang enak-enak saja.

Dengan berjalannya waktu  sebelum belayar Jaskeri  memang sudah menikah dengan satu anak dan  bisa beli rumah dengan cara kredit melalui bank BTN type 36 cukup lah untuk dua anak.

Berhenti Melaut

Setelah puluhan tahun melaut Jaskeri memutuskan diri untuk berhenti melaut. Dengan begitu Jaskeri bisa melanjutkan sekolah hingga menjadi Sarjana. Jaskeri sebelum pensiun menekuni bidang personalia. Dengan gaji yang memadai  sebagai Pertamina, Jaskeri merasa bahagia bersama keluarga. Di samping ada uang pensiun, anak-anak sudah hidup mapan. Jaskeri dan istri juga sudah menunaikan ibadah haji ke tanah suci. Suatu hari dia bergumam sendiri 'Jika saja saya tidak merantau ke Jakarta tidaklah mungkin bisa pergi haji". Alhamdulillah, jalan hidup yang beliau lalui cukup barokah.

Yang membanggakan  lagi bagi Jaskeri suami isteri adalah anak dan mantunya  Alhamdulillah semua sarjana  Jaskeri  sudah pensiun sejak sebelas tahun yang lalu.

Setelah anak menikah semua mereka meninggalkan Jaskeri dan istri. Sekarang ini Jaskeri  hidup berdua dengan istri plus saru cucu yang saat ini bersekolah di SMP.

 Seorang anak Jaskeri tinggal di Tangerang. Setiap dua minggu sekali mereka  mengunjungi Jaskeri dannistri.  Anak bungsunya ikut suaminya di Surabaya.

Demikianlah jalan hidup seorang anak desa yang tidak berada dekat laut tetapi banyak dari perjalanan hidupnya ada di laut. Jaskeri bersyukur dengan jalan hidup yang Allah anugerahkan padanya.  Jaskeri tidak menyesal dengan anugerah Ilahi yang sudah ia jalani. 

Semoga menjadi amal jariyah bagi anak-anak Jaskeri dan keluargabeliau serta para pembaca.

Jayalah kita semua.

Riwayat pendidikan Jaskeri :  SR/SD MASAT            SMP MASAT DAN SMP USAHA MUDA Manna SMEA Manna di Jakarta ambil paket SMA setelah itu lanjut kuliah UNIJA JAKARTA sampai dapat S1 jurusan Adm Niaga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun