Kagum dengan ciptaan Tuhan
Berbulan-bulan hingga berpuluh tahun, Jaskeri menikmati pekerjaan sebagai awak kapal Pertamina. Perjalanan di laut menurut Jaskeri kadang menyenangkan terkadang juga menyedihkan. Menyenangkan karena melihat banyak kota, banyak laut, banyak gunung, banyak manusia, banyak ikan, udang dan mutiara. Jaskeri mengagumi ciptaan tuhan yang sungguh indah.Â
Tetapi Jaskeri juga mengalami fase-fase sedih, capek dan jenuh di atas kapal. Jauh dari keluarga, jauh dari keramaian. Jaskeri juga tidak bisa menceritakan yang tidak enak sebagai pelaut. Cuara buruk, konflik dengan awak kapal lain dan sebagainya. Cukup Jaskeri saja yang tahu. Jaskeri ada memang bercerita kepada keluarganya tetapi itu terbatas yang enak-enak saja.
Dengan berjalannya waktu  sebelum belayar Jaskeri  memang sudah menikah dengan satu anak dan  bisa beli rumah dengan cara kredit melalui bank BTN type 36 cukup lah untuk dua anak.
Berhenti Melaut
Setelah puluhan tahun melaut Jaskeri memutuskan diri untuk berhenti melaut. Dengan begitu Jaskeri bisa melanjutkan sekolah hingga menjadi Sarjana. Jaskeri sebelum pensiun menekuni bidang personalia. Dengan gaji yang memadai  sebagai Pertamina, Jaskeri merasa bahagia bersama keluarga. Di samping ada uang pensiun, anak-anak sudah hidup mapan. Jaskeri dan istri juga sudah menunaikan ibadah haji ke tanah suci. Suatu hari dia bergumam sendiri 'Jika saja saya tidak merantau ke Jakarta tidaklah mungkin bisa pergi haji". Alhamdulillah, jalan hidup yang beliau lalui cukup barokah.
Yang membanggakan  lagi bagi Jaskeri suami isteri adalah anak dan mantunya  Alhamdulillah semua sarjana  Jaskeri  sudah pensiun sejak sebelas tahun yang lalu.
Setelah anak menikah semua mereka meninggalkan Jaskeri dan istri. Sekarang ini Jaskeri  hidup berdua dengan istri plus saru cucu yang saat ini bersekolah di SMP.
 Seorang anak Jaskeri tinggal di Tangerang. Setiap dua minggu sekali mereka  mengunjungi Jaskeri dannistri.  Anak bungsunya ikut suaminya di Surabaya.
Demikianlah jalan hidup seorang anak desa yang tidak berada dekat laut tetapi banyak dari perjalanan hidupnya ada di laut. Jaskeri bersyukur dengan jalan hidup yang Allah anugerahkan padanya. Â Jaskeri tidak menyesal dengan anugerah Ilahi yang sudah ia jalani.Â
Semoga menjadi amal jariyah bagi anak-anak Jaskeri dan keluargabeliau serta para pembaca.