Mohon tunggu...
Supli Rahim
Supli Rahim Mohon Tunggu... Dosen - Pemerhati humaniora dan lingkungan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Termasuk Orang yang Bersyukurkah Kita?

10 November 2020   07:59 Diperbarui: 10 November 2020   08:00 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bismillah,

Alhamdulillah, kita pantas bersyukut dan bersyukur kepada Allah karena Dia sudah, sedang dan akan selalu memberi nikmat kepada kita. Nikmat yang besar dan terbesar adalah nikmat iman dan islam, di samping nikmat ilmu, teknologi, kesehatan, bernafas, punya teman, punya pasangan, punya makanan, pakaian dll. Salam dan selawat mari selalu kita kirimkan, lafazkan. Allahuma shaliala muhammad. Tulisan ini mengupas tentang syukur.

Syukur vs kufur

Jika kita bersyukur maka lisan kita, hati kita dan tangan serta kaki kita berada dalam kondisi ceriah karena berterima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa, Yang Maha Baik, Yang Maha Berkuasa, Yang Maha segala-galanya. Karena ceriah, bibir tersenyum, hati gembira dan tangan senang dengan berbuat baik kepada sesama. 

Berbeda dengan syukur, kufur adalah kondisi menutup diri (to cover), tidak berterima kasih kepada tuhan, pencipta yang bersangkutan. Orang yang kufur nikmat tidak mengakui adanya kasih sayang tuhan padanya, tidak mengakui kebaikan padanya, tidak berterima kasih kepada tuhannya. Rugi sekali orang yang kufur nikmat. 

Pada hal jika kita selalu bersyukur maka Allah janji akan menambah-nambah nikmat tuhan padanya. Orang yang bersyukur akan optimis, positive thinking", berbaik sangka, taat, gembira, bahagia, dan sejahtera. Hatinya penuh dengan kebaikan. Begitu juga tangannya, selalu ingin berbuat baik.

Sejumlah ciri orang yang bersyukur

Pertama, orang yang selalu mengucap syukur. Kata  yanh selalu keluar dari mulutnya adalah "alhamdulillah". Segala puji bagi Allah pengatur alam semesta. Lisannya terlatih untuk berkata baik. Dia juga akan dengan mudah mengatakan kata terima kasih kepada sesama. 

Kedua, tidak mudah sedih dan gelisah. Dia menyadari bahwa rezeki adalah pemberian Allah, enak dan tidak enak adalah ujian dari Allah, senang dan susah adalah cobaan dariNya, sakit sehat juga sebagai ujian apakah kita syukur atau kufur. Dengan segitu maka seluruh kondisi dan keadaan selalu disikapi dengan rasa syukur. Dia tidak akan mengeku dan bersedih apalagi gelisah. Dia akan menikmati setiap apa jua kondisi kehidupannya.

Ketiga, selalu melihat "ke bawah". Fitrah manusia bisa melihat ke atas ataupun ke bawah. Tetapi orang yang bersyukur tidak ingin berkama-lama melihat ke atas. 

Dalam hal dunia, orang yang bersyukur akan banyak melihat ke bawah. Dia melihat orang yang kurang beruntung darinya, dia akan melihat orang yanh lebih susah darinya, dia akan melihat orang yang lebih miskin darinya dan dia akan melihat anak yatim piatu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun