Begitu juga dengan orangtua, atau orang yanh dianggap tua. Jangan kita berubah tingkat kemesraan kita. Jangan hanya bersandiwara. Halus ikhlas. Harus "genuine". Begitu juga dengan kemesraan kepada guru-guru kita. Kita jaga hubungan baik yang pernah ada, minimal dalam doa kepada tuhan kita. Â Minta ampunkan kepada Allah semua kesalahan orangtua dan guru-guru kita, karena mereka itu sangat berjasa dalam hidup kita.
Kita tidak mungkin seperti sekarang tanpa ada pebgorbanan ornagtua, guru dan siapa saja yanh berjasa dalam hidup kita. Jaga kemesraan hubungan kepada kita semua karena itu adalah perintah Allah..
Kemesraan kepada rakyat
Sewaktu masih kampanye para politisi sangat mesra dengan rakyat, dengan calon pemilih. Mestinya kemesraann itu harus dijaga dan terjaga. Waktu kampanye para politisi menggendong anak kevil jika ketemu, waktu kampaye politisi mengunjungi pemilih di rumah mereka. Waktu kampanye para politisi berjanji dengan manis kepada calon pemilih. Mestinya mereka melakukan hal yang sama jika sudah terpilih.
Belakangan kita disuguhi berita betapa seorang Habib Riziek menjadi ajang pembullya  para buzzer, para pejabat negara. Wajar jika kita berikan penghargaan dan penghormatan kepada beliau. Beliau itu adalah ulama, beliau itu sangat setia kepada NKRI. Banyak buktinya. Beliau menggalakkan kegiatan sosial jika ada musibah nasional atau lokal. Beliau juga anti PKI karena itu memang beralasan. PKI adalah musuk bangsa. Habib Rizik juga pantas diberi kemesraan oleh negara karena beliau sangat getol untuk memerangi kebathilan, kemungkaran yang akan merusak sendi-sendi kehidupan bernegara.Â
Penutup
Dengan tuntasnya tulisan ini, penulis ingat mengingatkan kembali bahwa kemesraan kita kepada sesama kita mesti jangan sebagai pelengkap sandiwara saja. Kemesraan kita dengan orangtua mesti jangan lapuk walau mereka sudah tua atau sudah tidak ada. Kita doakan selalu orangtua. Kemesraan kita dengan teman-teman kita semestinya kita jaga dengan ikhlas. Kemesraan kita dengan tuhan kita, Allah swt semestinya jangan pernah luntur. Karena kita perlu Allah. Kita perlu pertolonganNya, perlindunganNya dan ridhoNya.Â
Jayalah kita semua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H