Mohon tunggu...
Supli Rahim
Supli Rahim Mohon Tunggu... Dosen - Pemerhati humaniora dan lingkungan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Keterkaitan Antara Public Health Vs Global Health dari Perspektif Islam

25 Oktober 2020   17:54 Diperbarui: 25 Oktober 2020   18:51 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bismillah,

Saya beruntung karena setiap tahun menjadi sejumlah mata kuliah di PPSKM STIK Bina Husada Palembang. Salah satu mata kuliah semester ini adalah "global health". Yang menarik adalah bahwa aktivitas-aktivitas dalam "kesehatan masyarakat" relatif sama dengan "global health".  Tulisan ini membahas kesehatan global, kesehatan masyarakat dan keterkaitannya dengan islam.

Fokus kesehatan global

Kesehatan global berfokus pada isu-isu kesehatan dunia yang membutuhkan kerja sama lintas negara, bersifat multidisipliner, lintas sektor, dan bertujuan untuk meningkatkan dan mencapai kesetaraan status kesehatan masyarakat dunia. 

Permasalahan yang melintasi perbatasan negara atau berdampak global secara politik dan ekonomi sering menjadi perhatian utama kesehatan global. Karena itu, kesehatan global lebih berfokus pada perbaikan kesehatan seluruh dunia, pengurangan kesenjangan, dan perlindungan terhadap ancaman global yang tanpa memandang batas negara.

Berbeda dengan leaehatan global, kesehatan masyarakat adalah ilmu dan seni mencegah penyakit, memperpanjang hidup, meningkatkan kesehatan fisik dan mental, dan efisiensi melalui usaha masyarakat yang terorganisir untuk meningkatkan sanitasi lingkungan, kontrol infeksi di masyarakat, pendidikan individu tentang kebersihan perorangan, pengorganisasian pelayanan medis dan perawatan.

Untuk diagnosa dini, pencegahan penyakit dan pengembangan aspek sosial, yang akan mendukung agar setiap orang di masyarakat mempunyai standar kehidupan yang kuat untuk menjaga kesehatannya.

Kesehatan Masyarakat menurut pakar lain adalah ilmu dan seni memelihara, melindungi dan meningkatkan kesehatan masyarakat melalui usaha-usaha pengorganisasian masyarakat.

Pilar Ilmu Kesehatan Masyarakat antara lain:

1. Epidemiologi dan Biostatistika

3. Kesehatan Lingkungan

4. Pendidikan Kesehatan dan Perilaku

5. Administrasi Kesehatan Masyarakat

6. Gizi Kesehatan Masyarakat

7. Kesehatan dan Keselamatan Kerja

8. Kesehatan Reproduksi

9. Sistem Informasi Kesehatan

10.Surveilans Penyakit Menular dan Tidak Menular.

Islam dan Kesehatan

Islam diturunkan sejak nabi Adam sampai kepada nabi Muhammad saw mempunyai landasan yang kokoh yakni keyakinan kepada Tuhan YME sebagai wujud untuk membersihkan jiwa manusia. Jiwa yang bersih akan menciptakan raga yang sehat. 

Dalam ajaran Islam, menjaga kebersihan diri dapat dilakukan dengan cara selalu menyucikan diri setiap kali selesai berhadas besar ataupun kecil, berwudhu setiap kali akan melaksanakan shalat, dan mandi. Sementara itu, kebersihan lingkungan di antaranya dapat dilakukan dengan tidak membuang sampah di sembarang tempat. Memakan makanan yang halal dan baik adalah tindakan preventif supaya tetap sehat.

Dokter terbesar dalam sejarah Islam adalah Ibnu Sina yang juga seorang filsuf besar. Dia digelari Medicorum Principal alias Raja Diraja Dokter oleh tradisi kedokteran Eropa klasik. Ibnu Sina menulis banyak buku tentang kedokteran, seperti al-Qanun fi at-Tibb (Prinsip-prinsip Kedokteran).

Tak hanya dari kalangan pria, sejarah Islam mencatat ada beberapa tokoh Muslim wanita yang menjadi dokter. Beberapa di antaranya adalah Ukhtu al-Hufaid bin Zuhur dan putrinya adalah dokter wanita yang bekerja di Istana Khalifah al-Mansur di Andalusia. Zainab adalah ahli penyakit mata dan ilmu bedah zaman Bani Umayyah. Kemudian, ada pula Syahadatu Dinuriyah dan Binti Duhain al-Luz Damsyiqiah di Suriah.

Pentingnya Kolaborasi

Pengaruh fenomena-fenomena global tersebut terhadap isu kesehatan serta sifatnya yang lintas batas kemudian menjadi pendorong integrasi antara isu kesehatan dan politik luar negeri. Dapat dilihat pula bahwa tantangan-tantangan di atas bersifat lintas batas dan tidak dapat diatasi oleh satu negara saja. 

Oleh karena itu, penting bahwa semua aktor bekerja sama untuk membangun kolaborasi yang lebih baik demi mengatasi masalah kesehatan global. 

Kolaborasi dapat mengambil banyak bentuk dan didedikasikan untuk berbagai tujuan: mencegah dan mengendalikan wabah penyakit; penelitian dan pengembangan; pengembangan kapasitas; perdagangan internasional; serta pembentukan norma dan agenda dalam forum-forum multilateral. 

Dalam forum multilateral, kolaborasi dilakukan melalui negosiasi dan diskusi sebagai sarana tata kelola global. World Health Organization (WHO) dan Global Health Security Agenda (GHSA) merupakan beberapa forum yang menangani masalah kesehatan di tingkat global.

Penutup

Tulisan ini lelah mengungkapkan tentang keterkaitan antara islam, kesehatan masyarakat dan kesehatan global. Yang menarik adalah bahwa islam adalah agama yang nabinya merupakan rahmat seluruh alam. Islam mensyaratkan pemeluknya untuk membersihkan hati dari kesyirikan bahwa hanya Allah yang wajib diibadahi, kemudian islam mewajibkan pemeluknya untuk menjaga kebersihan sebagai bukti dari keimanannya. 

Kesehatan masyarakat sangat terkait dengan kesehatan global karena kesehatan masyarakat diurus oleh masing-masing masyarakat dan pengelola negara. Sedangkan kesehatan global merupakan hasil kolaborasi negara-negara di dunia dalam upaya mengatasi masalah kesehatan pada tingkat global. 

Agenda GHSA 2018

Strategi kerjasama dalam GHSA difokuskan pada upaya penguatan kapasitas nasional setiap negara, khususnya dalam melakukan pencegahan, deteksi dan penanggulangan penyebaran penyakit. Secara teknis, terdapat 11 paket aksi yang menjadi prioritas yaitu:
1) Penanggulangan Anti Microbial Resistance (AMR);
2) Pengendalian penyakit Zoonotik;
3) Biosafety dan Biosecurity;
4) Imunisasi;
5) Penguatan Sistem Laboratorium Nasional;
6) Surveilans;
7) Pelaporan;
8) Penguatan SDM;
9) Penguatan pusat penanganan kegawatdaruratan;
10) kerangka hukum dan respons cepat multisektoral; dan
11) mobilisasi bantuan dan tenaga medis.

Tugas untuk mahasiswa saya

1. Melakukan survei melalui internet terhadap "key health status indicators", 5 mahasiswa MKM Binhus 2020 untuk 5 negara-negara Eropa, 5 mahasiswa untuk 5 negara-negara  Afrika, 5 mahasiswa untuk 5 negara-negara Amerika Tengah, 5 mahasiswa untuk 5 negara-negara timur tengah, 5 mahasiswa untuk 5 negara-negara ASEAN, 6 mahasiswa  untuk 5 negara-negara timur jauh.

Jayalah kita semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun