Tak hanya dari kalangan pria, sejarah Islam mencatat ada beberapa tokoh Muslim wanita yang menjadi dokter. Beberapa di antaranya adalah Ukhtu al-Hufaid bin Zuhur dan putrinya adalah dokter wanita yang bekerja di Istana Khalifah al-Mansur di Andalusia. Zainab adalah ahli penyakit mata dan ilmu bedah zaman Bani Umayyah. Kemudian, ada pula Syahadatu Dinuriyah dan Binti Duhain al-Luz Damsyiqiah di Suriah.
Pentingnya Kolaborasi
Pengaruh fenomena-fenomena global tersebut terhadap isu kesehatan serta sifatnya yang lintas batas kemudian menjadi pendorong integrasi antara isu kesehatan dan politik luar negeri. Dapat dilihat pula bahwa tantangan-tantangan di atas bersifat lintas batas dan tidak dapat diatasi oleh satu negara saja.Â
Oleh karena itu, penting bahwa semua aktor bekerja sama untuk membangun kolaborasi yang lebih baik demi mengatasi masalah kesehatan global.Â
Kolaborasi dapat mengambil banyak bentuk dan didedikasikan untuk berbagai tujuan: mencegah dan mengendalikan wabah penyakit; penelitian dan pengembangan; pengembangan kapasitas; perdagangan internasional; serta pembentukan norma dan agenda dalam forum-forum multilateral.Â
Dalam forum multilateral, kolaborasi dilakukan melalui negosiasi dan diskusi sebagai sarana tata kelola global. World Health Organization (WHO) dan Global Health Security Agenda (GHSA) merupakan beberapa forum yang menangani masalah kesehatan di tingkat global.
Penutup
Tulisan ini lelah mengungkapkan tentang keterkaitan antara islam, kesehatan masyarakat dan kesehatan global. Yang menarik adalah bahwa islam adalah agama yang nabinya merupakan rahmat seluruh alam. Islam mensyaratkan pemeluknya untuk membersihkan hati dari kesyirikan bahwa hanya Allah yang wajib diibadahi, kemudian islam mewajibkan pemeluknya untuk menjaga kebersihan sebagai bukti dari keimanannya.Â
Kesehatan masyarakat sangat terkait dengan kesehatan global karena kesehatan masyarakat diurus oleh masing-masing masyarakat dan pengelola negara. Sedangkan kesehatan global merupakan hasil kolaborasi negara-negara di dunia dalam upaya mengatasi masalah kesehatan pada tingkat global.Â
Agenda GHSA 2018
Strategi kerjasama dalam GHSA difokuskan pada upaya penguatan kapasitas nasional setiap negara, khususnya dalam melakukan pencegahan, deteksi dan penanggulangan penyebaran penyakit. Secara teknis, terdapat 11 paket aksi yang menjadi prioritas yaitu:
1) Penanggulangan Anti Microbial Resistance (AMR);
2) Pengendalian penyakit Zoonotik;
3) Biosafety dan Biosecurity;
4) Imunisasi;
5) Penguatan Sistem Laboratorium Nasional;
6) Surveilans;
7) Pelaporan;
8) Penguatan SDM;
9) Penguatan pusat penanganan kegawatdaruratan;
10) kerangka hukum dan respons cepat multisektoral; dan
11) mobilisasi bantuan dan tenaga medis.