Mari kita bahas bid'ah mengumpulkan alqur'an. Adalah sejumlah sahabat nabi terutama Ali bin AbinTholib yang khawatir akan hilangnya alquran jika tidak dikumpulkan. Kenapa? Karena banyak para sahabat nabi yang hafidz quran wafat dalam satu peperangan.
Pada kesempatan pertama sewaktu Abu Bakar menjadi kholifah, dia didesak untuk menuliskan alquran dan membukukannya. Tetapi Abu Bakar takut. Karena itu perbuatan bid'ah.
Begitu selanjutnya terjadi pada zaman khalifah Umar bin Khatab. Umar tidak mau. Karena itu bid'ah. Maka pada zaman khalifah Usman bin Affan pengumpulan alquran dilakukan. Sehingga alquran kekal seperti sekarang.
Kembali kepada persoalan bid'ah tahlilan dan baca yaasin. Silakan dilakukan pertimbangan yang sama dengan bid'ah mengumpulkan alquran. Jika kita yakin baca yaasin itu banyak maslahat dari mudhorat. Silakan dilakukan. Jika kita yakini banyak mudhorat jangan.
Demikian juga dengan pergi haji. Kalau mau afdhol jalan kaki atau naik onta.
Shalat jangan pakai sarung. Tapi pakai gamis. Silakan.
Merokok itu bid'ah apalagi jual rokok. Tapi kita tetap menghormati yang merokok. Mosok setiap bertemu dengan orang merokok kita harus mengatakan padanya "ini bid'ah, semua bid'ah sesat, sesat masuk neraka". Tentu kita harus bijak. Sampaikan bahwa merokok itu tidak baik. Jika teman kita masih merokok, iya sudah.
Demikian juga beternak itik, ayam, kerbau itu tidak ada pada zaman nabi. Berkebun kopi tak ada pada zaman nabi. Jadi PNS tidak ada pada zaman nabi.
Pakai sarung waktu sholat tidak ada pada zaman nabi. Bangun rumah pakai semen, pakai batu bata, pakai keramik, pakai beton cor, pakai wc keramik, pakai ledeng dsb semua adalah bid'ah.
Apa kata qur'an dan hadist?
Alquran dan hadist memerintahkan kita untuk membaca, menyerahkan pada ahlinya, berdiskusi dan memggunakan "reason". Â Gunakan keyakinan, pelajari baik buruknya, berijtihadlah. Lalu putuskan.