Bismillah,
Berbekal informasi awal dari guru Rasaluddin asal lubuk Langkap di suatu pagi di awal bulan September 2020. Dawarman itu anak Sukardi Lubuk Langkap yang bermukim di desa Suka Negeri Air Nipis Bengkulu Selatan. Â Setelah itu saya diberi no WA ybs dan juga dibantu juga oleh abangnya Bandarman, pengusaha sukses di Jombang Jatim.
Siapa Dawarman?
Dawar begitu pangggilan akrab pemuda Lubuk Langkap ini mengenalkan diri bahwa dia adalah petani dan peternak pindahan dari Lubuk Langkap. Dawar mempersunting putri mantan kepala SMPN sebelum ini. Saat ini dianugerahi dua anak, yang sulung sudah kuliah di perguruan tinggi di pulau Jawa.
Dijelaskan oleh Bandarman bawa kami ada enam bersardara, yang sulung Haiti, di bengkulu , nomor dua Juniarti, Â menempati rumah ayah di Lubuk langkap, kemudian saya Bandarman, menikah di Jombang, selanjutnya Dawar di desa Sukanegri, lalu Amriani menikah di Muko Muko, dan yang terakhir Ripni, ikut suami di desa Darat Sawah Seginim.
Bersawah dan beternak itik
Dawar sudah mengenal panca usaha tani. Ini kelihatan dari pada pertanaman padi yang ia jalani. Bayangkan pada sawah yang meliputi areal sekitar 5000 m2 itu dia mengirim gambar padi yang menunggu panen dengan suburnya. Ditanya berapa kali panen setahun dia menjawab 3 x setahun.
Apa makna ini semua? Ini bermakna bahwa indeks pertanaman (cropping index) Â sawah yang diusahakan Dahar ini adalah sebesar 300 persen. Yang bermakna bahwa pertanaman yang diusahakan Dawar adalah 3 kali dibanding luas pertanaman jika hanya sekali setahun.
Meskipun Dawar tidak memberikan jawaban rinci tentang hasil beras yang ia peroleh namun menurut Ari pemilik Mesin giling gabah di Palak Bengkerung, 1 hektar sawah mampu menghasilkan 10 ton gabah kirinh giling. Sementara itu IP sawah Dawar adalah 300 persen berarti produksi sawah Dawar pertahunnya adalah sekitar 15 ton GKG.
Pada sisi lain Dawar juga mempunyai ternak itik sebangak 50 ekor.Itik sebanyak itu mampu mengirim telurnya 35-40 buah per hari.Â
Jika kita menebak berapa penghasilan seorang Dawarman maka tidak terlalu sulit. Dari 15 ton GKG itu  kita pisahkan sebanyak 1,5 ton untuk biaya penggilingan berarti ada sisa 13,5 ton. Harga asumsi 1 ton GKG adalah Rp 4000 hingga Rp 4500. Maka pendapatan kotor Dawarman adalah Rp 60,75 juta. Jika dikurangi dengan biaya produksi sekitar 25 persen maka pendapatan bersih Dawarman dari padi saja adalah sekitar Rp 45 juta setahun.
Dari ternak Dawarman mendapatkan pendapatan bersih sekitar Rp 25 juta. Belum lagi penghasilan Dawarman dari usaha lain yang tidak dia beritahu. Hitungan ini memberi indikasi bahwa Dawarman adalah contoh tipikal petani dan peternak sukses di Air Nipis Bengkulu Selatan.
Menyekolahkan anak di PT dan umroh
Dari wawancara lanjutan dengan Dawarman, pemulismemperoleh impresi bahwa hitungan tentang berapa pendapatan seorang Dawarman tidak begitu jauh dari kenyataan. Dawar saat ini mengirim anaknya kuliah di Untirta Serang. Universitas itu tergolong berkelas dan tentu mdmbutuhkan dana yang tidak sedikit. Dawarman tahun lalu baru saja menemani ayahnya Sukardi Bahar menemani ayahnya umroh atas biaya abangnya di Jombang. Tetap saja Dawar mesti membawa isi kantong sendiri yang tidak sedikit.
Ingat dawar ingat petani dan peternak sukses dari Air Nipis Bengkulu Selatan.
Jayalah kita semua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H