Tak terlihat penataan pariwisata di lokasi ini. Pondok pondok tempat berdagang makanan dan minuman ringan milik warga Dusun Lubuk Langkap masih tradisional. Tiang pondok terbuat dari bambu, atap kebanyakan dari terpal dan dedaunan. Termasuk tempat duduk pengunjung terbuat seadanya. Semua ini dibuat sendiri-sendiri pemilik pondok jualan makanan dan minuman ringan.
Beralih ke bagian bendungan terkesan tak terawat. Tiada pemugaran disana.
Begitu juga di pinggiran bendungan, tidak tersedia balai tempat istirahat pengunjung, tempat salat, WC umum, dan fasilitas kepariwisataan lain tidak ada. Yang ada hanyalah lokasi parkir yang terkesan tak ada pengelolaan disitu.
Berbicara soal adanya penataan dan fasilitas pariwisata, tentu seluruh warga Dusun Lubuk Langkap mengharapkannya. Sebab selain memberikan kenyamanan kepada pengunjung, adanya berbagai fasilitas itu juga untuk mengimbangi ramainya pengunjung yang datang. Apalagi saat ini pemandian tersebut sudah menjadi destinasi wisata Kabupaten Bengkulu Selatan.
"Jelas kita semua keluarga Lubuk Langkap mengharapkan wisata di dusun kita ini mendapat perhatian penuh pemerintah kabupaten maupun provinsi setempat. Khususnya di bidang penataan dan fasilitas, " tegas Prof. Supli Rahim, putra asli kelahiran Lubuk Langkap yang menetap di Palembang, kepada penulis melalui Grop WA beberapa waktu lalu.
Pemikiran dan pendapat sang profesor diamini putra-putra kelahiran Lubuk Langkap lainnya. "Wisata ini sudah sepantasnya mendapat perhatian Dinas Pariwisata dan instansi terkait di Bengkulu. Sudah selayaknya di lokasi wisata ini didirikan musala, balai atau gedung pertemuan dan manajemen pengeloaan modern profesional, " tegas Roni Baid, pengacara kelahiran Lubuk Langkap yang kini berdomisili di Bandung, Jawa Barat.
Pria kelahiran Lubuk Langkap lainnya, Muhardin Juaris, pensiunan Guru Matematika tingkat SMU yang tinggal di Palembang, menambahkan pondok pondok yang menjual makanan dan minuman ringan sudah harus ditata. Sehingga lokasi wisata ini tidak hanya menghadirkan pemandian yang bersih nan sejuk, namun sedap dipandang mata.
"Pondok pondok kuliner juga perlu didirikan disana, setidaknya pondok semi permanen. Kalau penataan, pengelolaan dan fasilitasnya bagus, kan nama pemerintah juga yang bagus," kata Muhardin.
Berbagai harapan yang menginginkan kemajuan tata kelola dan pengadaan fasilitas lokasi Wisata Pemandian Dusun Lubuk Langkap ini, Â juga diungkapkan para putra putra kelahiran Lubuk Langkap lainnya. Seperti Abdul Jalil (Pensiunan Guru Bahasa Inggris), Rasaludin (Pensiunan Guru Bahasa Indonesia), Andang (pengusaha), Wahan (pengusaha), dan puluhan putra putra lainnya yang bergerak di berbagai bidang pekerjaan maupun profesi. ******
-----------------------
Jayalah kita semua
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI