Mohon tunggu...
Supli Rahim
Supli Rahim Mohon Tunggu... Dosen - Pemerhati humaniora dan lingkungan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Cara Pandang dan Latar Belakang Penting dalam "Merancang" Masa Depan

7 September 2020   06:20 Diperbarui: 7 September 2020   06:56 474
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bismillah,

Merancang apa saja tergantung kepada cara pandang dan latar belakang para perancang itu sendiri. Demikian juga dalam merancang kehidupan seorang anak manusia, suatu keluarga, suatu wilayah daerah otonom atau suatu bangsa bahkan sebuah negara, sangat tergantung kepada cara pandang dan latar belakang para pemimpinnya.

Tulisan ini memaparkan pentingnya cara pandang dan latar belakang dalam merancang hidup kita, baik sebagai  individu maupun sebagai sebuah keluarga.

Cara pandang

Cara pandang seseorang akan dipengaruhi oleh lingkungan di mana dia dibesarkan. Lingkungan ini meliputi alam sekitar, manusia sekitar, mulai dari  ayah dan ibu, saudara, teman, paman bibi, kakek nenek dan tetangga serta hidayah dari Sang Pencipta. Kita manusia memang unik dan aneh. Uniknya sangat banyak.

Seorang anak manusia diwarnai oleh orangtuanya, keluarganya dan atau teman-temannya. Maka sangat dianjurkan agar anak sejak kecil dikondisikan agar teman-temannya merupakan teman-teman yang baik, tidak nakal, tidak bandel dan tidak rusak moralnya.

Teman mesti dipilih dan dipilah. Demikian juga sekolahnya. Hendaknya dipilihkan sekolah agama yang menganjurkan para muridnya untuk bertaqwa kepada Allah di samping memberi wawasan ilmu pengetahuan dan teknologi yang memadai.

Cara pandang manusia itu meskipun sebagian besar adalah hadiah sang pencipta tetapi faktor lingkungan punya peranan strategis.

Untuk anak kecil, kaidah pemberian cara pandang yang luas dan bermanfaat adalah dengan selalu memberikan cerita-cerita tentang orang soleh. Orang soleh itu mulai dari nabi dan rasul hingga kepada ulama yang mumpuni dan para pemimpin yang tegas tapi adil.

Anak-anak juga diberi pandangan agar suka atau selalu belajar dan belajar. Jangan menjadi orang yang malas belajar tentang banyak hal. Belajar ilmu agama adalah keniscayaan, sedangkan ilmu lainnya  bersitat sunat kifayah. Artinya jika ada yang belajar maka hilang kewajiban  bagi kita untuk belajar hal tersebut. Hanya anak perlu dibekali keterampilan sesuai bakat dan minatnya. Serta dibekali ilmu manajemen dalam arti luas.

Kenapa latar belakang penting?

Latar belakang seorang anak manusia itu berguna untuk landasan, pedoman, acuan baginya. Kenapa? Karena latar belakang itu memberikan pondasi, kekuatan, wawasan dan rasa percaya diri kepada dirinya untuk bergerak maju ke depan.

Latar belakang yang luas akan membantu yang bersangkutan untuk menjalani masa depannya. Saya mau yang begini karena itu  berdasarkan pengalaman saya yang begini dan begitu. Latar belakang juga menambah luasnya pemandangan ke depan, serta rasa percaya diri menghadapi masa depan.

Latar belakang seorang anak memberi alternatif pilihan terhadap teknik menyelesaikan masalah yang akan dihadapi keluarganya. Jika begini ini, kelebihannya begini. Jika  begitu maka begini yang akan terjadi.

Penulis berasal dari keluarga yakni kakek nenek yang ramah dan suka memberi makan serta menolong orang dalam kesusahan. Maka sifat itu juga menurun kepada penulis. Kegeeran. Boleh dong.

Penulis berasal dari keluarga yang sawahnya membelakangi bukit barisan yang memanjang dari utara ke selatan. Itu semua membangun keinginan cita-cita untuk suatu hari merantau jauh di balik gunung itu.

Penulis berada pada keluarga yang rumahnya berada di tempat yang ada lubuk atau palungnya. Itu mempengaruhi cita-cita penulis untuk suatu hari punya rumah yang ada kolam. 

Gabungan cara pandang dan latar belakang

Cara pandang penulis yang selalu mengutamakan belajar dalam memulai hidup hidup. Penulis tidak peduli dengan kondisi ekonomi keluarga tanpa apa-apa kecuali keyakinan kepada tuhan mendorong penulis untuk belajar ke negeri Elizabeth pada akhir tahun 1980-an. Bermodalkan kesepakatan keluarga dan doa penulis sekolah sambil membina keluarga.

Keluarga ayah saya tinggalkan agar mereka menjalani hidup tidak bergantung kepada saya tetapi kepada keyakinan kepada tuhan, kepada cinta, kekompakam dan kerja keras mereka. Keluarga kecil saya juga dijalani dengan cinta, keyakinan dan belajar keras tetapi cerdas. Alhamdulillah.

Berkah yakin dan berkah belajar keras dan belajar ikhlas Allah selalu beri jalan dan kemudahan dalam merancang masa depan keluarga saya dan keluarga ayah saya. Beda dengan keluarga mertua saya, mereka sudah lama mapan. 

Demikian tulisan ini memberi saya percaya diri untuk mengatakan bahwa cara pandang dan latar belakang tidak kalah penting untuk kita gunakan dan jaga dalam perancangan anak cucu kita ke depan. 

Saya selaku penulis mendoakan semua pembaca supaya kehidupannya selalu sehat, bahagia dan sejahtera dunia akhirat. Saya juga mohon didoakan agar demikian. Mimpi terbesar dalam hidup saya adalah masuk surga bersama para orangtua, keluarga, saudara, teman, sahabat semuanya.

Jayalah kita semua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun