Mohon tunggu...
Supli Rahim
Supli Rahim Mohon Tunggu... Dosen - Pemerhati humaniora dan lingkungan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Mencari Ikan ala Masyarakat Lubuk Langkap Air Nipis Bengkulu Selatan

2 September 2020   21:35 Diperbarui: 2 September 2020   21:36 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
kalpatara.prokal.co.id

Bismillah,

Berbicara tentang masyarakat Lubuk Langkap Air Nipis Bengkulu Selatan Bengkulu memang tak pernah habis-habisnya. Kini di saat masyarakat terpelajar dusun ini sudah berhijrah untuk menjemput masa depan merekanyang cemerlang, dusun ini terkenal di seantero tanah air karena dari daerah terpencil berubah menjadi tempat objek wisata pemandian. Kali ini kita bahas cara mencari ikan ala masyarakat Lubuk Langkap Air Nipis Bengkulu Selatan itu.

Menjala

Hampir setiap rumah penduduk Lubuk Langkap punya jala untuk menangkap ikan. Mereka ada yang punya keahlian membuat jala sendiri tetapi jika tidak mereka beli di pasar Palak Bengkerung atau kalau dulu beli di pasar Palak Padang yang kini menjadi Seginim city. Dahulunya seginim dan air nipis adalah satu kecamatan. Belakangan dimekarkan jadi dua kecamatan.

Menjala adalah cara mencari ikan yang digemari oleh masyarakat Lubuk Langkap. Mereka menjala pada sore hari, pagi hari, malam hari atau pada saat air nipis sedang rawang di mana airnya keruh. 

Penulis sendiri sebagau anak tertua dalam keluarga bertugas untuk mencari ikan pada pagi hari, siang hari atau bahkan pada malam hari. Mencari ikan malam hari dikenal istikahnya sebagai "bekarang". Untuk bekarang ini biasanya dilakukan menginap dalam jangka waktu 3 sampai 4 malam di sekitar air ndelngo hulu. 

Menuba dan "meghabai"

Menuba dan meghabai adalah peristiwa mencari ikan secara ramai-ramai oleh penduduk lubuk langkap. Biasanua dilakukan pada musim kemarau panjang. 

Menuba dan meghabai  ini dilakukan menggunakan air tanaman yang bersifat racun tetapi tidak berbahaya kepada manusia. Tuba adalah cairan akar yang berwana putih, sementara "ghabai" adalah jenis tanaman beracun di sawah yang menyebabkan mata ikan perih  sehingga pingsan. Tetapi ikan hidup kembali jika disimpan pada air sehat. Cairan lebih berbahaya.

Mengail dan masang "taut"

Kail digunakan untuk menangkap ikan tanpa umpan. Kail dipasang dwmgan gagang yang agak panjang lalu dengan cermin ikan dikail dengan jalan menarik dengan kecepatan melintasi ikan. 

Bagi yang ahlinbiasa untuk ikan mungkus dan pelus akan diperoleh ikan yang banyak. Masyarakat lubuk langkap juga memasang taut untuk ikan pelus di sejumlah ruas sungai-sungai yang ada yakni air nipis, air luangan, air ndelngo, air sekunyit dan lain-lain.

dailymotion.com
dailymotion.com
halopacitan.com
halopacitan.com
Memasang bubu dan memancing di sawah

Masyarakat Lubuk Langkap kebanyakan memasang bubu  di sawah-sawah mereka. Dipasang sore hari besoknya diangkat. Ada yang menggunakan umpan sejwnis dedak atau buah kepahyang. Ada juga yang memasang bubu tanpa umpan. 

Biasanya bubu tanpa umpan dipasang pada saluran irigasi yang dimasukkan ke tengah sawah lalu airnya dikurangi. Ikan merasakan adanya pengurangan debit air sehingga mereka "mudik" melewati bubu.

Menjual Ikan

Bagi masyarakat Lubuk Langkap mencari ikan jika mereka memperoleh hasil tangkapan yang banyak  mereka akan menjualnya dalam keadaan segar atau sudah dalam bentuk ikan asap atau dikenal dwngan ikan "tapau". 

Dari penjualan ikan ini para orangtua dapat mengirim anak mereka yang sekolah atau kuliah di kota. Anak-anak yang dibiayai atau diberi makan oleh ayah ibu pada masyarakat Lubuk Langkap ternyata pintar-pintar.

Banyak sekali anak-anak lubuk langkap ini yang beraekolah di Universitas dan Sekolah Tinggi di Jawa maupun di Sumatera bahkan ada bersekolah di luar negeri hingga ke Eropa. Itu semua diyakini berkah dari memakan banyak ikan. Sepanjang tahun masyarakat Lubuk Langkap menangkap ikan untuk konsumsi sendiri atau dijual. 

Menu-menu masakan Ikan

Sebagai mana masyarakat melayu pada umumnya di Bengkulu Selatan, masyarakat Lubuk Langkap memasak ikan dengan berbagai menu mulai daei pendap, ikan pais, masak ikan santan, ikan sambal dan sayur lodeh. Dalam jamuan makan untuk pesta ikan dicampur dengan buah kundur, setelah diasap, dibuat berengkes tempoyak, pendap dsb.

Jayalah kita semua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun