Bagi yang ahlinbiasa untuk ikan mungkus dan pelus akan diperoleh ikan yang banyak. Masyarakat lubuk langkap juga memasang taut untuk ikan pelus di sejumlah ruas sungai-sungai yang ada yakni air nipis, air luangan, air ndelngo, air sekunyit dan lain-lain.
Masyarakat Lubuk Langkap kebanyakan memasang bubu  di sawah-sawah mereka. Dipasang sore hari besoknya diangkat. Ada yang menggunakan umpan sejwnis dedak atau buah kepahyang. Ada juga yang memasang bubu tanpa umpan.Â
Biasanya bubu tanpa umpan dipasang pada saluran irigasi yang dimasukkan ke tengah sawah lalu airnya dikurangi. Ikan merasakan adanya pengurangan debit air sehingga mereka "mudik" melewati bubu.
Menjual Ikan
Bagi masyarakat Lubuk Langkap mencari ikan jika mereka memperoleh hasil tangkapan yang banyak  mereka akan menjualnya dalam keadaan segar atau sudah dalam bentuk ikan asap atau dikenal dwngan ikan "tapau".Â
Dari penjualan ikan ini para orangtua dapat mengirim anak mereka yang sekolah atau kuliah di kota. Anak-anak yang dibiayai atau diberi makan oleh ayah ibu pada masyarakat Lubuk Langkap ternyata pintar-pintar.
Banyak sekali anak-anak lubuk langkap ini yang beraekolah di Universitas dan Sekolah Tinggi di Jawa maupun di Sumatera bahkan ada bersekolah di luar negeri hingga ke Eropa. Itu semua diyakini berkah dari memakan banyak ikan. Sepanjang tahun masyarakat Lubuk Langkap menangkap ikan untuk konsumsi sendiri atau dijual.Â
Menu-menu masakan Ikan
Sebagai mana masyarakat melayu pada umumnya di Bengkulu Selatan, masyarakat Lubuk Langkap memasak ikan dengan berbagai menu mulai daei pendap, ikan pais, masak ikan santan, ikan sambal dan sayur lodeh. Dalam jamuan makan untuk pesta ikan dicampur dengan buah kundur, setelah diasap, dibuat berengkes tempoyak, pendap dsb.
Jayalah kita semua.