Demikian juga Rasaludin Sinip, pensiunan guru, Roni Baid, Iwan, Sutan, Isman, Aan, Leman, Abdul Jalil, Tim, Bambang, Siman dll selalu mengingatkan Ruhiman agar berhati-hati berbisnis di negeri raja-raja Jawa tersebut.
Yang kami amati dengan membaca dan mendengar sikap dari seorang Ruhiman asal Lubuk Langkap itu adalah jujur, telaten, jago nego dan pekerja keras. Beliau walau bermodalkan pendidikan sarjana hukum tetapi jago nego melalui medsos dan copy darat.Â
Hanya tidak jarang dia gagal bersaing dengan para pesaing beliau. Ini terjadi karena permainan harga dari para pesaing yang membanting harga secara gila-gilaan.
Jaga hubungan dan kualitas
Sebagai senior beliau saya dan kawan-kawan asal.kampung selalu mengingatkan beliau agar selalu menjaga hubungan dan kualitas. Hubungansesama manusia harus dijaga baik. Demikian juga hubungankepada zat pemberi rezeki. Jangan lupa bayar zakat.Â
Kepada para pemberi pekerjaan agar dijaga dengan menjaga dan mempertahankan kualitas pekerjaan dengan baik. Jangan kecewakan mereka. Kepada Allah pemilik segala langit bumi hatus diingat melalui zikrullah dan menyayangi orang miskin/anak yatim. Jangan tinggalkan shalat.
Alhamdulillah itu saja kisah atau elegi anak kampung asal Lubuk Langkap yang kini jadi  raja Baja Ringan di tanah jawa. Ruhiman, jika suatu saat kau membaca ini, kami bangga padamu. Tapi jangan lupakan kampung ya. Jangan lupakan ayah ibumu. Semoga akan banyak Ruhiman lain menyusul.
Jayalah kita semua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H