Selama di dalam perawatan aku menyibukkan diri dengan baca qur'an, sholat, buka-buk vidio ceramah di youtube  nonton tv, menghilangkan bosan dengan telpon dan vc dengan teman kuliah, teleponan dan vc dg suami, anak dan orang tua.Â
Hari berganti hari tak terasa sudah 1 minggu dirawat, ada kejadian uni yakni atap wc RS bocor. Lalu diperbaiki teknisi dan hari berikutnya jebol di atap wc.  Alhamdulilllah, ada hikmahnya dengan bocornya atap wc, aku dipindahkan ke kamar VVIP di kamar yang baru. Aku sangat  bersyukur dengan fasilitas yang jauh lebih baik dari kamar sebelumnya, seperti tidur di hotel mewah, masya allah.
 Alhamdulillah, sewaktu dirawat aku ikut zoominar bidan, ikut seminar kebidanan, karenanya dapat ilmu dan sertifikat untuk perpanjangan STR. Setelah seminggu istirahat di kamar yang baru aku pun di swab kedua, sebelum di swab aku sholat dhuha dan ambil wudhu..Â
Hari berikutnya aku sholat dhuha lagi dan wudhu lagi, tapi wudhu nya beda dengan waktu swab kedua kemarin karena saya lihat di youtube cara wudhu sempurna. Selama ini aku whudhu dengan membasuh mulut dan hindung tidak barengan. Pas swab kedua ini aku wudhuknya kumur-kumur dan basuh hidung barengan, kumur-kumur dan hisap air hidung barengan.
Setelah wudhu datang perawat dan di swab ke yang ke 3.  Aku menunggu hasil sekitar 4 hari dan  tibalah hasil swab ke 2 ternyata masih positif dan 4 hari berikutnya hasil swab ke 3 negatif.
Keluar dari RS
Alhamdulillah. Setelah hasil keluar aku masih di rawat lagi sekitar seminggu. Setelah seminggu aku di swab lagi yg ke 4, sama dengan swab sebelumnya aku swab wudhu terlebih dulu. Sembari menunggu hasil sweb ada peraturan Menkes bahwa sweb cukup 1 kali. Selama dirawat alhamdulillah perawatnya ramah, baik dan care. dokternya juga (dr. Natali Duyen) terima kasih dokter dan perawat-perawat. Akhirnya pada tanggal sore 17 juli 2020 sudah diperbolekan pulang sambil menunggu hasil swelab ke 4 di rumah oleh dokter paru RS.
Itulah pengalamanku mengalami sendiri sakit covid 19. Bukan hanya cerita orang atau hasilmembaca dari internet. Aku bersyukur masih bisa diberi hidup oleh Sang Pencipta. Aku banyak introspeksi diri selama diisolasi mnadiri, baik di rumah, maupun di rumah sakit.Â
Terima kasih kepada pihak keluarga, para dosen danteman-teman mahasiswa yang selalu memberikab dukungab sehingga mempercepat kesembuhanku. Last but lest terima kasih kepada tuhanku yang menguji kesabaranku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H