Bismillah,
Judul artikel ini mengemuka ketika anak saya yang masih kuliah di semester 5 FK gigi di PTN di kita kami. Saya mereply padanya: apa yang mereka lakukan? Katanya, kebanyakan mereka berjualan. Ada yang berjualan makanan, ada yang jualan paket, ada yang jualan minuman, facial, masker, jilbab dan sebagainya.
Ketika ditanya mengapa mereka berjualan dia menjawab pada umumnya karena ingin mencari  uang tambahan. Mereka yang berjualan itu kebanyakan yang tinggal bersama orangtua.
Teringatlah saya pada sejumlah mahasiswa MKM Bina Husada di mana banyak di antara mereka yang berusaha bermacam-macam bisnis. Ada yang jualan lotion, ada yang jualan makanan, minuman, jilbab, telur asin dsb. Tapi sedikit sekali di antara mereka yang berusaha dalam bidang pelayanan kesehatan.Â
Salah satu mahasiswa asal Lubuk Linggau melakukan penjualan alat kesehatan (alkes). Tapinitu pun tidak secara kontinyu karena pemesanan alkes itu jarang dilakukan oleh orang-orang pedesaan.Â
Salah seorang mahasiswi MKM Binhus membuat perusahaan even organizer. Pada waktu sebelum pandemi covid 19 perusahaan EO mahasiswi saya itu sempat melakukan seminar-seminar yang diikuti oleh cukup banyak peserta.Â
Dampak kuliah daring
Kuliah daring atau "learning from home" merupakan pemicu atau pendorong para mahasiswa kedokteran gigi dan mahasiswa jurusan lainnya yang dikenal anakku untuk melakukan jualan online. Mereka berfikir jika kuliah saja online maka mengapa jualan tidak bisa secara online. Â Ini ditiru oleh mahasiswa yang lain. Â
Selain itu berjualan secara online terlaksana karena para mahasiswa itu mencoba mengisi waktu yang banyak. Pada waktu mereka kuliah offline di kampus, mereka banyak waktu dihabiskan di kendaraan menuju dan dari kampus, juga menghabiskan waktu untuk menunggu dosen atau untuk pindah kampus.
Anak saya kampusnya ada 3, pertama di Indralaya Ogan Ilir Sumsel, kedua di Bukit Besar Palembang dan Ketiga di Madang Palembang. Â Karena itu banyak waktu habis untuk pindah kampus dan mengerjakan tugas.m
Berwirausaha menurut teman-teman anakku mudah sekali. Yang penting ada kemauan. Selain itu, berani memulai, memahami keperluan para calon pelanggan, mencari pangsa pasar, memasarkan dan menjaga kualitas pelayanan.
Dalam bidang apapun kata wirausaha adalah keberanian untuk memulai menjalankan bisnis dengan cara yang tidak biasa. Bisnis yang biasa adalah usaha untuk memasarkan suatu produk atau jasa pada suatu tempat seperti kantor atau toko. Dalam berwirausaha tidak mesti seperti bisnis yang biasa. Tidak mesti ada kantor, atau toko. Bahkan tidak mesti ada produk yang dalam genggaman.
Produk dan jasa bisa dalam bentuk daftar menu atau gambar menu, daftar jasa, daftar kepakaran, daftar obat, daftar alat medis, daftar bahan bangunan, daftar minuman, daftar obat kuat dsb.
Keberanian untuk menjadi penghubung, penjual produk dan jasa online adalah modal awal yang mesti dimiliki oleh seorang wirausahawan/wati.
Selanjutnya si wirausahawan/wati harus rajin, punya tekad kuat, untuk menghubungi para calon customer dengan berbagai media sosial yang ada. Media sosial tersebut bisa Youtube, Face book, Whats up, line, email, instagram, tweet dsb.
Dengan modal berani, nekad, kerja keras, tidak mudah menyerah merupakan modal yang diperlukan dalam berwirausaha. Suatu hal yang perlu diingat bahwa tuhan tiap hari sudah menaburkan mutiara pada kerang-kerang di muka bumi tinggal kita cari.
Tuhan juga sudah menitipkan rezeki makhlukNya terbanyak  melalui perdagangan atau bisnis. Menurut Edy Hartawan wirausawan sukses asal Lampung, syarat sukses dalam berwirausaha adalah ada niat, siap berkerja keras, pantang menyerah dan selalu belajar kepada yg sudah berhasil. Edy melanjutkan, agar selalu berdoa pada Allah supaya diberi kemudahan dan keberkahan dalam berwirausaha.  Sementara  itu seorang ASN dan mahasiswa MKM asal Lahat Aspa mengatakan bahwa sejumlah sifat yang mesti ada pada para wirausahawan antara lain mempunyai kemauan, kerja keras dan pantang menyerah.  Fitri mensyaratkan jujur dan doa, sedangkan Icuk mensyaratkan perku adanya usaha.
Jayalah kita semua
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H