Mohon tunggu...
Supli Rahim
Supli Rahim Mohon Tunggu... Dosen - Pemerhati humaniora dan lingkungan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Elegi Seorang Guru Isman Lubuk Langkap

21 Juli 2020   14:18 Diperbarui: 21 Juli 2020   15:12 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bismillah,

Saya bersyukur berasal dari desa terpencil bernama Lubuk Langkap. Saya semakin bersyukur karena generasi sesudah saya digantikan oleh sosok yang rajin, kerja keras dan penuh dedikasi yang tinggi. Suatu waktu saya melakukan riset kecil-kecilan tentang Isman Masak, SGO seorang guru honor di sebuah MTSN  Suka Negeri Air Nipis Bengkulu Selatan. Tulisan ini mengupas lika liku kehidupan seorang guru Isman asal Lubuk Langkap tersebut. Suatu Elegi Guru Honorer. 

Siapa Isman Masak?

Isman Masak adalah seorang guru olahraga. Dia menamatkan sekolah menengah guru olah raga. Selanjutnya dia mengabdi di banyak tempat. Pernah di Palak Bengkerung, di Lubuk Langkap, Suka Negeri. Setelah ada kesempatan Isman melanjutkan sekolah pada jenjang S1 di Universitas Lampung  pada program kelas jauh di Universitas Bengkulu. Isman menamatkan S1 pada tahun 2014.

Di samping mengajar di MTSN Sukanegeri, Isman beternak, bertani dan aktif dalam kegiatan masyarakat Lubuk Langkap. Saya banyak memperoleh informasi dari masyarakat dusun Lubuk Langkap tentang Guru Isman. Walau di sekolah dia memperoleh honor yang memilukan, guru Isman ini adalah sosok yang rajin mengajar. Menurut info yang layak dipercaya diperoleh. info bahwa gaji guru Isman hanya 30 kg beras setiap bulannya.

Saya bertanya kepada guru Isman tentang gajinya itu. Dia berdiplomasi bahwa dia mengajar lebih utama untuk menyalurkan ilmu yang dia diberi Allah dibandingkan dengan honor yang dia terima. Alhamdulillah, katanya. Semoga Allah selalu menganugerahkan kepada kita kesehatan dan keberkahan dalam hidup ini. Saya mengaaminkan doa guru Isman seraya berkata bahwa saya pernah mengalami apa yang kami alami pak guru, saya bilang.

Dari tetangganya saya tahu bahwa guru Isman ini sering dituakan pada waktu sering ada hajatan seperti resepsi pernikahan atau sedekahan lainnya. Isman sering diminta mewakili para undangan. Itu juga sering dia lakukan di tiga dusun dalam wilayah Desa Sukamaju Air Nipis Bengkulu Selatan.

Mimpi Yang Belum Tercapai

Guru Isman sudah mengabdi sebagai guru olah raga di tingkatan SD, SMP dan SMA. Isman pernah mengajar selama 18 bulan di SMA N 7 Bengkulu Selatan, tepatnya di desa Babatan sekitar 6 km sebelah selatan dusun Lubuk Langkap.

Isman tetap akan jadi guru. Apakah dia berkeinginan jadi guru PNS, saya tanya. Saya mau jika ada formasi untuk itu. Tetapi sampai saat ini belum ada kesempatan baginya untuk jadi ASN  atau sebelumnya disebut dengan PNS.

Isman tetap berkipra dalam bidang bertani dan beternak. Saya dapat info bahwa Isman punya kebun durian dan ternak sapi. Ketika ditanya bagaimana dia memperoleh ternak yang ada sekarang, Isman menjawab bahwa ternak itu.dia peroleh dari program paruhan dengan orang yang punya ternak sapi.

Isman saat ini sedang berusaha untuk menanam cengkeh Zanzibar, jengkol dan lainnya. Ketika ditanya apakah dia pandai dalam hal pemupukan dan penanaman, dia mengiyakan pertanyaan saya.  Isman berharap bahwa ke depan ada uluran tangan dari pihak Dinas Peternakan Bengkulu Selatan dan provinsi Bengkulu kepada guru Isman yang telah berjasa mendidik banyak anak bangsa ini. 

Saya mendoakan semoga guru Isman dan banyak guru-,guru honor lain di seluruh Indonesia memperoleh perhatian lebih dari Kementerian Agama setempat. Saya terkejut memperoleh informasi dari teman satu desa dengan guru Isman tentang gaji guru honorer. Saya tanpa sepwngetahuannya menulis artikel kini. Sebagai guru saya shock mengetahui nasib guru-guru honor di banyak tempat yang memilukan ini.

Sempat Memesan untuk Beliau

Kepada guru Isman saya berpesan melalu temannya agar jangan berhenti jadi guru. Saya yakinkan kepadanya melalui temannya bahwa yang membayar honornya adalah Allah swt. Mengajar murid-murid dengan hati akan diberi imbalan yang tidak terhingga oleh Allah. Allah akan mengganti jerih payah beliau di kemudian hari. Mudah bagi Allah untuk mengangkat derajat ybs, saya tambahkan. Siapa tahu suatu saat Allah bukakan hati Bupati, Gubernur dan Kepala Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama RI  meperbaiki penggajian guru honor di seluruh Indonesia. 

Jayalah guru-guru honorer di manapun kalian berada. Saya sendiri pernah diajar oleh guru honorer di desa Lubuk Langkap 50 tahun yang lalu. 

Wallahuaalam.bishawab. Wassww. 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun