Bismillah,
Turut berduka cita teruntuk pemerintah dan warga Luwu Utara Sulawesi Selatan. Kami sangat terkejut dengan kejadian banjir bandang yang terjadi di kabupaten Luwu Utara ini. Semoga cepat pulih dan kembali normal. Tulisan ini mengupas seputar banjir bandang di kabupaten Luwu Utara Sulawesi Selatan.
Fenomena banjir di MasambaÂ
Banjir adalah fenomena alam kiriman dari pemilik alam semesta untuk menguji apakah kita syukur atau kufur kepadaNya. Secara ilmu pengetahuan dan teknologi banjir dapat dijelaskan akibat tidak mampunya suatu kawasan menyerap hujan yang jatuh sehingga terjadi overflow (flood). Dari penjelasan para ahli dan BMKG Â tentang banjir bandang di Masamba ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
Pertama, Luwu utara Sulawesi Selatan adalah daerah yang mempunyai curah hujan tahunan yang sangat tinggi. Curah hujan yang jatuh tanggal 13 Juli itu mungkin mempunyai periode ulang 100 tahun.Â
Kedua, sebagai daerah yang sedang membangun wajar saja jika daerah kabupaten Luwu Timur ini mengalami perubahan bentang lahan. Penggunaan lahan yang awalnya dari hutan dikonversi untuk penggunaan lainnya yang menyebabkan perubahan nilai catchment characteristics (CC) dari 0,01 (hutan primer) menjadi 0,9 berupa pertanaman atau ada banyak lahan pemukiman yang nilai CC nya sekitar 1,0 yang berarti semua air hujan yang jatuh dikirim ke bahagian hilir DAS menjadi runoff. Runoff yang jutaan meter kubik per detik akan membawa apa saja dalam perjalanan ke bagian hilir DAS.Â
Ketiga, prasarana pengendali banjir umumnya terbatas bahkan jika ada jauh dari memadai.
Keempat, selalu ada pelajaran dari kejadian banjir. Banjir bukan gambaran ketidakmampuan pemerintah daerah dan pusat untuk mengelola daerah. Banjir adalah bukti ada kekuasaan "Superbeing" yang mengatur langit dan bumi yakni Allah swt.
Implikasi ke depan
Banjir bandang di Masamba ini memberi ruang dan waktu kita untuk belajar tentang banyak hal. Pertama, banjir seperti ini berada di luar dari nalar dan kesadaran serta pemahaman kita tentang fenomena alam. Tidak tahu kapan, di mana terjadi banjir bandang.
Kedua, pemerintah, swasta dan rakyat semua khususnya rakyat kabupaten Luwu Utara agar selalu mendekatkan diri kepada pemilik alam dan kepada alam itu sendiri. Pembangunan yang berwawasan alias ranah lingkungan mesti dijadikan amalan dalam setiap perencanaan pembangunan daerah.
Ketiga, musibah Musamba adalah musibah kita semua. Mari kita gotong royong untuk membantu saudara kita yang sedang ditimpa musibah ini. Kirimkan uang melalui dompet dhuafa, kitabisa dan lain-lain.
Keempat, pemerintah pusat dan daerah mesti saling bantu untuk membangun kembali daerah yang terkena dampak, membangun prasarana pengendali banjir dsb.
Mari kita jadikan pelajaran bersama. Dwngan selalu berdoa dan berusaha kita harus terua memperbaiki keadaan. Baru sesudah itu kita tawakal atau berserah diri padaNya. Jayalah negeriku. Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H