Pada kali yang lain saya bertanya berapa jumlah tiang yang kokoh. Mereka bilang banyak. Saya tanya bagaimana  jika rumah kita hanya tiga tiangnya? Mereka menjawab serentak bahwa itu rumah aneh pak dan tidak kokoh. Rumah itu juga tidak kuat kata mereka.
Nah begitulah rumah orang yang lalai dalam shalatnya. Kamu berapa Guh shalatmu? Hanya tiga katanya. Kamu dua. Kamu tiga. Mereka berdecak menyesali diri. Ya Allah benar sekali pak. Teguh dan mantunya bilang hanya dua waktu  pak. Nah saya bilang lebih lagi itu rumahmu.
Hidup hanya tiga hari
Seorang di antara mereka bertanya pada saya bagaimana tips agar tidak malas shalat? Saya bilang kita ini sama saja. Kenapa pak kata mereka? Saya bilang setiap hari adalah hari terakhir kita. Kok begitu kata mereka. Â Iya, karena menurut nabi Isa as manusia itu umurnya hanya 3 hari. Hari pertama, kemaren. Sudah berlalu. Hari kedua besok. Masih bwlum jelas. Insyaa Allah. Hari ketiga adalah hari ini. Sebelum shalat niatlah untuk wudhuk sembari anggota wudhuk yang banyak dosa. Muka, kepala, tangan, kaki dll. Dengan menganggap tiap hari adalah hari terakhir dalam hidup maka hati jadi lembut. Ketika shalat kita bisa menangis.Â
Demikianlah elegi saya berbincang dengannpara tukang yang mengasyikkan. Semoga semua menyadari kekeliruan kita selama ini bahwa dunia ini tidak boleh menipu kita. Kita tidak joleh lalai mengingat Allah walau apapun kondisi dan keadaan kita. Wallahualam bishawab.