Silaturrahim dengan sesama warga desa
Atas inisiatif perantau asal desa Lubuk Langkap dibentuklah  grup WA sebagai ajang silaturrahim. Ada yang bernukim di pulau Jawa, ada yang di pulau Sumatera. Ada pula yang masih tinggal di desa Lubuk Langkap.  Di pulau Jawa ada yang tinggal di Malang, Bogor, Bandung dan Serang. Yang lain ada yang tinggal di Lahat, Bengkulu dan Palembang. Ada juga yang bekerja di kuar negeri seperti di Malaysia.
Silaturrahim ini memang menurut nabi Muhammad saw memang menambah berkah rezeki dan berkah umur. Rezeki dan umur ini ada kalanya berbentuk pengetahuan, ketrampilan dan sikap serta komitmen kita. Suatu hal melalui silaturrahim dengan warga desa Libuk Langkap kami bersepakat agar menyebut nama itu bukan naib tetapi dianjurkan.Â
Sebagai contoh, selama ini menyebut paman, ayah itu diiringi dengan anak tertua bukannama ybs. Ayahnda Rahim, bukan Ayahnda saja. Terutama waktu berkirim surat anak zaman dulu menulis ayahnda saja pada sampul surat. Sejarang bergeser kepada ayahnda Rahim. Demikian juga pamanda pak Dian bergeser keoada pamanda Abdul Jalil.Â
Dwmikian tulisan kali ini tentang indahnya silaturrahim dengan sesama perantau dan bukan perantau dari desa Lubuk Langkap Air Nipis Bengkulu Selatan.
Palembang, 8.5.2020
Alfakir,
Supli Effendi Rahim
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H