Mohon tunggu...
Supli Rahim
Supli Rahim Mohon Tunggu... Dosen - Pemerhati humaniora dan lingkungan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sisi yang Terlupakan Saat Kuliah Online

25 Maret 2020   09:14 Diperbarui: 26 Maret 2020   11:24 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bismillah,

Pembaca yang saya hormati dan saya banggakan. Mari kita selalu bersyukur kepada Allah apapun keadaan kondisi kehidupan kita-sehat atau sakit, kaya atau miskin, di kota atau di desa, dengan mengucapkan "alhamdulillah.". Mari selalu berselawat  kepada nabi "Allahumma shaliala muhammad" agar hidup kita selalu damai dan pada hari memperoleh syafaat nabi. Sehingga Allah memasukkan kita ke surgaNya. 

Sejak belum ada musibah berupa berjangkitnya penyakit yang disebabkan covid 19, saya terbiasa melakukan kuliah online pada semua pelajaran yang saya ampu di MKM STIK Bina Husada Palembang Sumatera Selatan. Perlakuan.yang sama saya lakukan untuk mahasiswa saya sewaktu di UPSI Tanjung Malim.Perak Malaysia, UNSRI Palembang, Universitas Palembang dan STIM Amkop yang kini menjadi Universitas Sumatera Selatan.

Tulisan ini memaparkan sisi yang tidak tampak dalam penyelenggaraan kuliah online. 

Kuliah online melibatkan keluarga

Ketika mengenalkan penggunaan aplikasi teleconference, saya sebenarnya sedang mengajarkan kepada mereka kerjasama, cinta dan teknologi dalam satu paket. Dapat saya saksikan, rasakan bahwa sewaktu kuliah dijalankan ada anak, suami, istri, keponakan membantu mahasiswa saya menjalankan kuliah daring itu.

"Tunggu ya nak, mama ke wc dulu". Itu ada suara dari mahasiswa saya kepada anaknya saya yakini. Pada kesempatan lain mereka sedang ramai mecari tombol mana yang akan ditekan ketika saya sebagai host meminta ybs untuk berbicara sebagai presenter. Ada yang left pada hal sedang dipanggil. Ada yang bisa. Ada yang mengalami kesulitan.

Dokpri
Dokpri
Suatu hari di pagi hari kita melakukan teleconference. Jumlah peserta yang join mencapai angka 20 orang tetapi jumlah itu selalu dinamis karena ada yang join ada yang left. Ketika saya tanya mengapa begitu, sebagian mereka mengatakan bahwa sinyal yang timbul tenggelam merupakan penyebab berganti gantinya mahasiswa yang join dan left.

Malam harinya jumlah mahasiswa yang ikut relatif lebih sedikit yakni bertahan di angka 10 peserta. Salah satu penyebabnya adalah sinyal yang timbul tenggelam dan kesibukan mahasiswa di luar rumah atau di dalam rumah karena terlibat dalam tim penanggulangan virus corona di kantor mereka. Maklumlah mahasiswa saya kebanyakan adalah para dokter dan paramedis yang tersebar di sebagian dari 17 kabupaten dan kota sumatera Selatan. 

Dokpri
Dokpri
Digilir jadi presenter

Kuliah dengan aplikasi teleconference ini memamg punya keunggulan yang banyak..Di samping kita bisa menyampaikan materi kuliah juga kita bisa melakukan "Q & A session". Tetapi kebanyakan mahasiswa peserta saya gilir menjadi presenter. Saya minta mereka melakukan tegur sapa kepada para peserta dari seluruh daerah juga memberikan respons atau tanggapan terhadap kuliah yang barusan diberikan.

Salah satu topik kuliah pagi itu adalah "man-made wetland effluent" atau pembuangan limbah melalui rawa huatan. Kepada mahasiswa saya tanyakan apakah mereka sudah menerapkan konsep rawa buatan pada daerah ujung pipa atau got pembuangan limbah  di rumah-rumah mereka. Sebagian mengatakan sudah, tetapi kebanyakan berupa bak kontrol saja. Sebagian mengatakan belum sama sekali.

Membuat rawa buatan mini

Kalau mereka tidak keberatan sebetulnya saya ingin memberi sebuah tugas untuk mata kuliah pencemaran lingkungan. Apa itu? Itulah rawa huatan sebagai perlakukan pengurangan pencemaran organik dalam air limbah domestikmdari rumah mereka. Paling tidak ada dua kolam kecil yang berurutan letaknya. Kolam.pertama adalah kolam yang berfungsi.menyaring limbah domestik. Kolam kedua menjernihkannya. 

Pada kolam bertama diisi pasir, ijuk dan koral di bagian atas. Pada kolam kedua diisi air dan tumbjhan air seperti eceng gondok dan kangkung. Nampak pada gambar sebelumnya ada kangkung yang ditanam pada rawa buatan dibangun untuk membersihkan limbah domestik dari dapur saya.

Blogspot adalah terminal tugas2 

Kalaupun saya menggunakan berbagai media untuk memberikan pengajaran kepada mahasiswa saya antara lain whats up, google classroom, teleconference,  fb, sms, fb dll saya tetap menjadikan website pribadi mereka sebagai basis utama penilaian terhadap para mahasiswa. Mengapa? Karena blogspot, multiply dll adalah website pribadi mereka. 

Kita bisa menilai kesungguhan dan kesabaran para mahasiswa dalam mengikuti dan melaksanalan pembelajaran di sini. Paling tidak mereka akan kelihatan patuh atau tidak. Kalau di email, WA, google classroom sifatnya hanya sementara dan sebagai ajang berkomunikasi saja.

Sementara blogspot  bersifat kekal. Suatu hal jika mereka mempublikasi pelajaran berharga, resep, tips kehidupan dan sebagai mereka akan menuai pahalanya sampai hari kiamat. Ada banyak ragam cara mahasiswa dalam mengisi blogspot mereka. Ada yang memposting seluruh catatan kuliah dan jawaban uts dan uas mereka ditambah dengan catatan kuliah. 

Ada juga yang memposting bahan kuliah dan jawaban ujian dari dosen yang bersangkutan saja. Ada yang memposting menjelang penilaian saja. Bagi saya itu tidak mengapa. Yang penting berani memposting akan menambah keberaniannya untuk memahami dan mengamalkan apa yang dia posting.

Penilaian bersama

Saya memberikan penilaian dengan metode gotong royong kepada mahasiswa. Caranya? Saya melakukan penilaian kepada beberapa mahasiswa. Setelah itu saya minta mereka bantu saya. Caranya? Mereka harus menunjukkan bukti-bukti postingan mereka melalui japri. Alhamdulillah semua berjalan lancar. 

Capek? Pasti. Saya dibayar oleh Allah swt bukan.oleh mahasiswa. Bayarannya berupa amal kebaikan  karena telah mengajak mahasiswa pintar, peduli dan rajin. Itu akan terus menerus dicatat sebagai amal soleh. Semoga.

Palembang, 26.3.2020

Alfakir,

Supli Effwndi Rahim

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun