Mohon tunggu...
Supli Rahim
Supli Rahim Mohon Tunggu... Dosen - Pemerhati humaniora dan lingkungan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Puisi | Kumenangis

13 Februari 2020   04:03 Diperbarui: 13 Februari 2020   06:25 380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bismillah,

Ya Allah ku menangis  menyadari siapa aku. Ku menangis karena aku tidak sadar diri, tidak tahu diri dan tidak tahu balas budi. Aku menangis karena waktu sudah hampir habis untukku. Ku menangis karena menyesali banyak lorong waktu yang kulewati penuh dosa, penuh penyesalan, penuh kesia-siaan.

   Ya Allah sedikit sekali aku beribadah kepadaMu, sedikit sekali aku zikir kepadaMu,  sedikit sekali ku berselawat untuk kekasihMu nabi Muhammad saw. Allahumma shaliala muhammad.

Ya Allah aku menangis karena sedikit sekali waktuku untuk membaca dan mentadhaburi kitab suciMu. Waktuku habis untuk bersenda gurau urusan dunia yang menipu. Mengapa menipu? Karena banyak atau sedikit sama saja- akan kita tinggalkan. Pada hal hisabnya lama dan menyengsarakan.

Aku menangis karena sedikit berbakti kepada orangtua. Aku menangis karena sedikit sekali baktiku untuk memperjuangkan agama tauhid, agama islam.

Aku menangis bukan karena tidak makan. Tetapi aku makan terlalu banyak porsinya dan jenis makanan yang aku makan. Terlalu banyak penyesalan. Makanku terlalu banyak.  Aku makan pagi, siang dan malam. Aku makan yang keras keras- aspal, besi, kayu, Apbn, Apbd, asuransi dan sebagainya.

Aku menangis karena untuk masuk surga  syaratnya tidak ada dosa dosa besar. Tidak ada dosa syirik. Ternyata mulutku banyak mengumpat dan mencela orang. Aku menangis karena timbangan dosaku lebih berat dibanding timbangan pahalaku. 

Aku menangis karena mata mulai kabur, pikiran masih ngelantur, otot otot mulai kendur dan gigi gigi sudah mulai gugur, sudah kencing di kasur dan  hidup tak teratur.

Aku menangis karena hidupku sudah di hari terakhir pada hal masih suka nyinyir, rambut tidak pernah disisir dan jarang ucap takbir.

Aku menangis, menangis dan menangis. Ampuni hamba ya rabb. Kasihani hamba, sayangi beta dan beri perlindungan pada hamba. Lindungi hamba dari azab nerakaMu. 

Aamiin ya Allah ya rabbal alamiin...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun