Mohon tunggu...
Supli Rahim
Supli Rahim Mohon Tunggu... Dosen - Pemerhati humaniora dan lingkungan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Elegi Hadiri Pernikahan Anak Tukang Tamanku

28 Januari 2020   09:50 Diperbarui: 30 Januari 2020   02:57 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bismillah, Alhamdulillah, Allahummashaliala Muhammad.

Keluarga kami sejak lama mempunyai tukang rawat taman dan halaman rumah kami. Namanya Tamrin. Pria yang sudah berkepala empat ini mempunyai seorang istri dan lima orang anak. Setiap hari Ahad dia bertugas di rumah kami. Hari lain dia datang "on call basis" jika ada tugas khusus seperti mengecat rumah, memperbaiki atap bocor, dan pekerjaan lain yang ditugaskan.

Sebelumnya mang Thamrin ini sering diminta untuk mengerjakan pekerjaan bangunan seperti perbaikan pinggir kolam yang rusak. Atau genma juga meminta beliau mengerjakan proyek penelitiannya yang melibatkan pekerjaan pembuatan rumah plastik, penyiapan tanah dalam polibeg dsb.

Beberapa waktu yang lalu dia meminta saya untuk membantunya mengurus surat ijin dari kemenag kecamatan. Saya tanya ada apa? Katanya dia mau mengurus ijin Menikah untuk anaknya. 

Apa urusannya dengan kemenag saya  balik bertanya. Ini pak katanya. Anak saya tidak dapat ijin untuk menikah karena umurnya baru 16 tahun. Memangnya umur berapa yang boleh menikah, saya balik menimpali. Umur 18 tahun, jawabnya.

Lalu kamu tetap mau menikahkan anakmu? Iya pak. Katanya pegawai Kemenag bisa menguruskan surat ijin dari pengadilan agama pak. Nah saya tidak tahu, jawab saya. Terserah kamu. Tapi mohon ijin saya mencatut nama bapak agar orang kemenag bisa menolong saya dan dia juga khawatir kena tipu orang.

Singkat cerita anaknya dapat ijin menikah. Kali ini saya diminta hadir pada acara pernikahan. Saya bilang, insya Allah. Saya akan berusaha.

Menjadi saksi dan Khotib pernikahan

Tanpa disengaja dan direncanakan saya jadi saksi untuk pernikahan itu karena calon saksi belum hadir. Pernikahan dimulai pada pukul 8.10 wib. 

Menjadi Khotib pernikahan.dok.pri
Menjadi Khotib pernikahan.dok.pri
Dalam khotbah yang saya bacakan saya mengingatkan kepada Tomi Apriadi bin Laisleni sebagai calon suami dan calon istrinya Nadia binti Thamrin tentang sejumlah hal. 

Pertama, kalian berdua mesti punya sifat sifat berikut agar keluarga kalian langgeng dan bahkan menjadi calon penghuni surga. Sifat sifat itu antara lain jangan mudah marah, lapang dada, mudah memaafkan dan selalu menjadi agen kebaikan.

Suami atau istri mesti tidak mudah marah. Kalau marah cepat redahkan. Minta maaf dan memaafkan sesama. Lalu suami dan istri mesti lapang dada, jangan sempit dada. Saling sayang menyayangi akan terbentuk pada rumah tangga yang punya sifat sifat sedemikian.

Kedua, untuk memperoleh sifat sifat itu kalian perlu masuk sekolah lagi. Apa itu? Namanya sekolah tinggi ilmu kebahagiaan. Kurikulumnya adalah S, selalu silaturahim. T, selalu taklim, selalu belajar, belajar dan belajar. Jangan malas belajar untuk berubah ke arah lebih baik, lebih taat. I, ibadah zikir dan doa. 

Ibadah zikir dan doa akan menghubungkan tali kalian kepada pencipta kalian, sehingga semua jadi mudah, jadi mungkin dan semua dalam pertolongan Allah. K, banyak banyak khidmad. Sifat khidmad ini menjadikan kita bahagia karena kita menolong orang yang memerlukan bantuan pada hakekatnya menolong diri sendiri.

Kita jangan lupa menolong orang tua, saudara, orang miskin, anak yatim dan siapapun yang butuh pertolongan. Minimal berikan mereka doa, simpati dan empati. 

Sesudah itu berlangsung ijab qabul. Saya menjadi saksi. Pada ijab Qabul yang pertama saya minta diulang. Ada yang kurang. Alhamdulillah yang kedua lancar.

Demikianlah elegi pernikahan anak tukang taman kami yang menikah cukup jauh di luar kota. Desa itu adalah Tanjung Baru Indralaya Utara. Berjarak 43 km sebelah selatan kota Palembang. Saya sengaja tidak mengajak anak dan istri karena jalan ke sana saya hanya bertanya dengan google. Tambahan jalannya memang kurang bagus. Genma juga kebetulan tengah pemulihan sakit sehabis operasi pada bagian perutnya.

Saya senang sudah menjadi saksi dan pemberi nasehat pada acara pernikahan anak tukang taman kami itu. Semoga pernikahan Nadia dan Tomi samara dan bahagia dunia akhirat. 

Saya juga diminta membaca doa penutup pada acara itu. Ya Allah jika ada kebaikan dari pengorbanan saya yang sedikit itu, mohon jadi tawasul agar doa dan hajat keluarga kami Kau ijabah ya Rabb. Ampuni dosa2 orangtua kami, saudara kami seiman seluruhnya, teman teman dumayku, anak anak dan zuriyatku dan negara bangsaku. 

Aamiin yra.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun