Suami atau istri mesti tidak mudah marah. Kalau marah cepat redahkan. Minta maaf dan memaafkan sesama. Lalu suami dan istri mesti lapang dada, jangan sempit dada. Saling sayang menyayangi akan terbentuk pada rumah tangga yang punya sifat sifat sedemikian.
Kedua, untuk memperoleh sifat sifat itu kalian perlu masuk sekolah lagi. Apa itu? Namanya sekolah tinggi ilmu kebahagiaan. Kurikulumnya adalah S, selalu silaturahim. T, selalu taklim, selalu belajar, belajar dan belajar. Jangan malas belajar untuk berubah ke arah lebih baik, lebih taat. I, ibadah zikir dan doa.Â
Ibadah zikir dan doa akan menghubungkan tali kalian kepada pencipta kalian, sehingga semua jadi mudah, jadi mungkin dan semua dalam pertolongan Allah. K, banyak banyak khidmad. Sifat khidmad ini menjadikan kita bahagia karena kita menolong orang yang memerlukan bantuan pada hakekatnya menolong diri sendiri.
Kita jangan lupa menolong orang tua, saudara, orang miskin, anak yatim dan siapapun yang butuh pertolongan. Minimal berikan mereka doa, simpati dan empati.Â
Sesudah itu berlangsung ijab qabul. Saya menjadi saksi. Pada ijab Qabul yang pertama saya minta diulang. Ada yang kurang. Alhamdulillah yang kedua lancar.
Demikianlah elegi pernikahan anak tukang taman kami yang menikah cukup jauh di luar kota. Desa itu adalah Tanjung Baru Indralaya Utara. Berjarak 43 km sebelah selatan kota Palembang. Saya sengaja tidak mengajak anak dan istri karena jalan ke sana saya hanya bertanya dengan google. Tambahan jalannya memang kurang bagus. Genma juga kebetulan tengah pemulihan sakit sehabis operasi pada bagian perutnya.
Saya senang sudah menjadi saksi dan pemberi nasehat pada acara pernikahan anak tukang taman kami itu. Semoga pernikahan Nadia dan Tomi samara dan bahagia dunia akhirat.Â
Saya juga diminta membaca doa penutup pada acara itu. Ya Allah jika ada kebaikan dari pengorbanan saya yang sedikit itu, mohon jadi tawasul agar doa dan hajat keluarga kami Kau ijabah ya Rabb. Ampuni dosa2 orangtua kami, saudara kami seiman seluruhnya, teman teman dumayku, anak anak dan zuriyatku dan negara bangsaku.Â
Aamiin yra.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H