Bismillah, Alhamdulillah, Allahumma shaliala Muhammad.
Ada dua benda penting dalam kehidupan manusia. Jika baik digunakan maka akan menghantarkan pemiliknya ke surga. Tetapi jika salah guna akan menghantarkan pemiliknya ke neraka. Apa dua benda itu? Itulah benda yang terletak di antara dua rahang dan benda yang terletak di antara dua paha. Tulisan ini fokus untuk menguraikan benda rahang Hita yakni lidah, lisan kita.
Berbahagialah orang yang suka menggunakan lisan untuk bersyukur, beristighfar, untuk berzikir, untuk berdakwah, untuk berkata kata yang baik, untuk mengajar, untuk memberi nasehat dan untuk.menunjukkan empati dan simpati kepada orang lain.
Lisan seperti ini sesungguhnya akan membawa kedamaian kepada orang lain di sekitarnya. Tetapi sebaliknya ada lisan yang digunakan untuk mencela, menghakimi orang lain, mengumpat orang lain, melakukan ghibah, untuk berbohong, untuk berjanji tapi tak ditepati. Maka lisan seperti ini berbahaya. Lisan seperti ini membawa ketidak tenteraman sekitarnya. Bahkan bisa merusak tatanan kehidupan yang lebih luas.
Dampak Yang Tidak Ringan
Suatu kisah dapat memberi pelajaran untuk kita renungi bersama. Seorang yang rajin ke mesjid membuat ke salaham di sebuah mesjid. Kesalahananya adalah lupa mematikan mode hp menjadi silent. Takmir memarahinya, jemaah lain datang memarahi. Belum lagi dalam perjalanan pulang istrinya juga ikut memarahi yang bersangkutan. Sejak itu yang bersangkutan mogok ke mesjid. Fatal kan akibatnya.Â
Setelah itu dia diajak orang ke cafe. Kebetulan dia masih galau dan masih ada dampak dari kena marah di mesjid. Di cafe tanpa sengaja dia menumpahkan air minum. Tapi petugas cafe tidak memarahinya dan berkata bahwa biasa pak. Semua orang berbuat salah dan mesti difahami semua. Sejak itu dia rajin nongkrong di cafe.
Pelajaran berharga
Dari kisah di atas dapat kita ambil pelajaran berharga untuk kita renungkan bersama. Pertama, jangan mudah menghamili orang lain walaupun orang itu salah. Menegur orang mesti dengan bijak. Gunakan kata kata yang menyejukkan hati bukan sebaliknya membuat orang resah. Gunakan kata kata yang tidak menghakimi.Â
Kedua, kita mesti punya prinsip yang kokoh. Walau dimarahi orang di mesjid tetaplah berbaik sangka. Saya akan tetap ke mesjid walau dimarahi orang karena kelupaaan mematikan hp. Namun demikian ke depan mesti bijaksana dalam melangkah atau bertindak.Â
Ketiga, walau orang baik di tempat yang tidak baik tetaplah jangan sering datang ke sana. Karena lingkungan kita akan berdampak kepada kita. Hijrah ke tempat yang baik dari tempat yang tidak baik mesti kita lakukan. Karena itu juga tuntunan agama kita.Â
Semoga bermanfaatÂ
Wassalamu'alaikum. We wb.
Alfakir
Supli Effendi Rahim
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H