Mohon tunggu...
Supli Rahim
Supli Rahim Mohon Tunggu... Dosen - Pemerhati humaniora dan lingkungan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Rambutan dan Kehidupan Dunia

15 Januari 2020   07:59 Diperbarui: 15 Januari 2020   08:02 466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pohon Rambutan. Dok.pri

Bismillah, Alhamdulillah, Allahumma shaliala Muhammad.

Kehidupan dunia itu hanyalah kesenangan yang menipu. Dalam surat Qur'an surat al-Hadid ayat 20 Allah SWT menyatakan bahwa kehidupan dunia itu hanyalah ibarat pohon yang ditumbuhkan lalu menjadi pohon yang rindang, hijau, berbuah manis atau pahit, menyenangkan sesaat, lalu setelah itu menjadi kuning, layu dan membusuk.

Begitulah seterusnya musim berganti, masa berganti. Tidak ada yang abadi. Berapa banyak manusia yang datang dan pergi. Berapa banyak komplek perumahan yang indah pada masanya dan hilang pada masa yang lain. 

Berapa banyak tokoh yang hebat pada masanya palu hilang.  Berapa banyak temuan IPTEK menjadi hebat dan dikagumi pada masanya namun digantikan oleh IPTEK yang lain pada masa berikutnya.

Itulah hakekat kehidupan dunia. Tak ubah seperti satu batang pohon rambutan. Pada masa awal dia akan tumbuh menjadi pohon yang rindang berwarna hijau, lalu berbunga dan berbuah. Setelah itu dia akan menguning, layu dan membusuk. Dipanen atau tidak sama saja dia harus jatuh ke tanah. 

Membanggakan Harta dan Anak

Pada masa awal kehidupan seorang anak  manusia bukanlah siapa siapa. Tubuh badannya lemah. Otaknya belum tumbuh berkembang. Makan saja tidak bisa. Berak tak bisa cebok sendiri. Belum tahu berjalan, belum tahu bicara. 

Sejalan dengan waktu dibawah pengasuhan orangtua, paman, bibi, kakak, abang, tetangga maka ia bisa belajar berjalan, berbicara, makan sendiri, tidur sendiri.

Pada masa berikutnya diajari baca tulis. Lalu diajari pintar. Diajari bijak, diajari sopan dan santun. 

Berikutnya anak manusia itu memasuki jenjang remaja dan pendidikan sudah di tingkat sekolah menengah lalu selanjutnya ada yang kuliah di perguruan tinggi. Setelah itu adalah menikah, ada yang terus melanjutkan pendidikan di sekolah tinggi dan universitas. 

Sebagai ayah dan ibu manusia membanggakan harta dan anak. Mereka terkadang lupa hakekat harta dan anak. Mungkin ada yang belajar tentang itu ada yang tidak. Dengan sibuknya mendapatkan dan mengurus harta dan anak banyak di antara manusia yang lupa. Lupa ibadah, lupa berbuat baik, lupa hakekat kehidupan.

Bahwa hidup ini bukan tujuan untuk dunia tetapi untuk menggapai akhirat yang kekal abadi. Tetapi tidak sedikit manusia yang karamg pada lautan dunia ini. 

Tujuan Kehidupan ini adalah persiapkan akhirat

Idealnya semua manusia tidak tertipu oleh kehidupan dunia yang sementara ini. Jika untuk sementara tidak perlu korupsi. Tidak perlu menpu orang lain hanya untuk menggapai tujuan yang sementara ini. Tidak perlu menumpuk harta yang berlebih lebihan. Tidak perlu menyiapkan harta untuk tujuh turunan.

Sejarah dan kehidupan ini sudah menjadi bukti bahwa dunia ini hanya lah sementara. Tidak abadi. Fir'aun mati tak membawa harta. Soeharto mati tak membawa harta. Tetangga dan orangtua kita mati tak membawa harta.

Berdasarkan dari kenyataan itu maka jadilah manusia yang bijak. Tidak perlu ragu dengan kehidupan sesudah ma to yang sudah dijanjikan Allah memalui diutusnya banyak nabi dan rasul. Paling akhir adalah nabi Muhammad Saw.

Beliau diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia. Akhlak manusia sebelum beliau datang manjadi rusak karena tidak mentaati tuhan mereka, Allah SWT. Mereka membunuh anak perempuan, mereka menyembah berhala. Mereka saling membunuh dsb.

Kehadiran nabi.Muhammad alhamdulilah telah mengubah wajah dunia dan peradaban dunia. Walau belum seluruhnya memeluk agama tauhid, yang mengesakan Allah tetapi jumlah semakin bertambah. Dari 8 milyar penduduk bumi saat ini sudah ada sekitar 2 milyar yang memeluk agama Islam.

Pesan rambutan untuk kita

Rambutan sudah mengirimkan pesan bahwa kirimkan lah buah yang sudah masak itu kepada banyak orang. Tetangga, teman atau siapapun. Kalau gak bisa kirim gambarnya aja.  Paling tidak sebelum dia pergi atau tuan pemilik yang pergi jadilah makhluk Tuhan yang bermanfaat. Tanamlah banyak banyak biji kebaikan.

Jika menanam biji kebaikan jangan lupa dipupuk dengan kasih sayang. Setiap buah rambutan ada tersedia biji untuk benih, ada daging buah untuk yang menanam dan kulit buah untuk pupuk. 

Demikianlah tips menjalani hidup ini agar tidak lupa diri, tidak lupa daratan dan tidak lupa untuk apa kita diciptakan.

Palembang, 15.1.2020

Alfakir,

Supli Effendi Rahim

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun