Bismillah, Alhamdulillah, Allahumma shaliala Muhammad.
Pada suatu kesempatan seorang wartawan mempunyai janji untuk mewancarai seorang pengusaha sukses. Seorang entrepreneur dari golongan pribumi muslim yang kaya raya. Punya berbagai usaha mulai dari kebun, perumahan, perdagangan, sawah, kos-kosan dan sebagainya. Pendek kata sebut saja usaha apa maka dia punya.Â
Hanya saja wartawan terkejut ketika ditanya berapa besarnya aset yang dia memiliki, jumlah anak dan umur. Wartawan agak down dan malas ingin melanjutkan wawancara dengan Wirausahawan itu. Â
Pada kesempatan sebelum wawancara itu sebetulnya pengusaha itu sudah mengajak wartawan itu keliling beberapa premis miliknya. Ada gedung perkantoran, ada komplek perdagangan, ada komplek kos-kosan.Â
Belum lagi wartawan diberitahu oleh staf pengusaha itu bahwa bapak itu punya kebun sawit, karet, kopi dan kelapa di banyak tempat. Belum lagi bapak itu punya sawah dan tambak ikan dan udang.Â
Berbohongkah beliau?
Pak pengusaha ditanya tentang aset maka dia menjawab hanya Rp 20 juta. Ketika ditanya  jumlah anak dia menjawab hanya satu. Yang paling aneh ketika ditanya umurnya bapak pengusaha itu mengaku baru tujuh tahun.
Wartawan mencoba bersabar tetapi dia sangat penasaran tentang jawaban pengusaha itu.Â
Pak, saya mohon maaf bisa tidak bapak menjelaskan mengapa bapak mengatakan aset bapak hanya Rp 20 jutaan saja. Apa pula maksudnya anak hanya satu. Umur hanya 7 tahun.
Saya dapat info bapak punya aset trilyunan rupiah, saya juga tahu dan sapat info bahwa bapak punya banyak anak dan cucu. Saya juga tahu bahwa umur bapak paling tidak sudah 60 tahun.
Dengan agak getir dan bergetar giginya bapak pengusaha itu mulai bicara. Nak, anda benar bahwa saya banyak aset dan mungkin susah menghitungnya.