Mohon tunggu...
Supli Rahim
Supli Rahim Mohon Tunggu... Dosen - Pemerhati humaniora dan lingkungan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Tanah Longsor, Mesti dengan Pendekatan Terpadu

11 Desember 2019   07:27 Diperbarui: 11 Desember 2019   08:59 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bismillah, Alhamdulillah, Allahumma shalia ala Muhammad.

Ketika musim penghujan datang maka banyak bencana yang Allah kirim untuk kita sebagai hadiah. Dengan hadiah ini apakah kita jadi syukur atau makin kufur. Jika makin syukur maka kita makin bersyukur, zikir,  fikir akhirat, sabar dan tawakal pada Allah. Sebaliknya jika kita kufur kita akan panik, keluh kesah dan jadi galau. Tulisan ini menjawab pertanyaan paman saya dari Bengkulu, Abdul Djalil. Apakah mencegah longsor (landslide) itu bisa dengan menanami areal yang peka dengan pepohonan.

Penyebab Tanah Longsor

Tanah longsor itu terjadi dengan izin Allah. Di mana, bilamana, mengapa, siapa yang ada di sana, bagaimana terjadinya tidak ada yang tahu, selain Allah. Tanah longsor itu terjadi di seluruh dunia. Ada yang terjadi di Indonesia, ada yang terjadi di Afrika, ada yang terjadi di Asia dan ada juga di bumi lain di seluruh dunia.

Mengapa tanah longsor terjadi? Banyak faktor yang terlibat. Tanah longsor bisa terjadi karena adanya hujan lebat, berlangsung lama, pada daerah yang terdapat tanah yang mempunyai kedalaman tertentu berada di atas bidang yang meluncur karena adanya air yang mengalir dalam jumlah banyak. 

Pengaliran air dalam jumlah banyak ini terjadi pada lapisan bekas akar yang membusuk sebelum digantikan oleh perakaran baru.

Daerah seperti ini terkadang penuh dengan semak dan pohon kecil. Tapi daerahnya kebanyakan berkemiringan tinggi alias terjal. 

Kejadian tanah longsor kebanyakan terjadi pada daerah-daerah, di mana tanahnya mengalami kelelahan karena sering digarap tetapi kesuburan tanahnya tidak dikelola, tanahnya padat dan lerengnya terjal. 

Pendekatan Terpadu

Keterpaduan dalam pengendalian tanah longsor merupakan keniscayaan. Mengapa? Karena tanah longsor itu bukan hanya masalah teknologi tetapi ia menyangkut sosial budaya, sosial keagamaan, sosial ekonomi, dan sebagainya. 

Pertama kita mesti  melakukan perbaikan iman dan taqwa umat yang ada di sekitar wilayah yang peka terhadap bahaya longsor. Karena landslide itu hanya terjadi  karena ijin Allah. Masyarakat yang beriman dan bertaqwa akan dapat petunjuk Allah.

Mereka akan hijrah jika wilayah itu berbahaya. Karena orang yang beriman dan bertaqwa mata batinnya tajam. Orang seperti ini tidak akan tinggal di daerah berbahaya. Pemerintah juga harus memetakan wilayah yang peka terhadap bahaya tanah longsor dan memindahkan rakyat yang berada di zona tidak aman.

Kedua, konsisten dan konsekuen tata ruang. Ada ruang yang mesti dilindungi ada yang boleh digarap untuk usahatani. Jika sudah pemetaan detil mana daerah-daerah yang peka terhadap bahaya longsor maka pemerintah harus tegas untuk merelokasi warga yang berada di sana. 

Ketiga, perlu monitoring dan evaluasi lahan yang sudah terlanjur digarap untuk pemukiman dan usaha tani. Jika ada lapisan kedap air di kedalaman tertentu dan lahannya terjal besar kemungkinan mengalami landslide jika ada hujan lebat. 

Keempat, lahan yang peka terhadap landslide mesti dikelola dengan metode gabungan..penguat lereng, pohon banyak akar, pohon yang menghujam bumi, rumput dsb.  Penguat lereng mesti dibangun pada daerah-daerah yang peka terhadap tanah longsor terutama pinggir jalan, tebing sungai, pinggir kampung, pinggir danau dan pinggir sawah. 

Talud berbatu
Talud berbatu
Demikian bahasan pagi ini. Semoga kita semua dijauhkan dari bala bencana dalam bentuk apapun. Jika terjadi di wilayah kita kita harus tabah dan bergotong royong untuk mengatasi bencana yang menimpa.

 Wallahu alam bishawab.

Palembang, 11.12.2019

Supli Effendi Rahim

Pengamat lingkungan tinggal di Palembang. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun