Orang Swiss sudah menyayangi lingkungan mereka karena kesadaran yang sudah mengakar dalam setiap diri individu dan masyarakatnya secara menyeluruh. Budaya ini sudah tertanam ratusan bahkan ribuan tahun.
Beda Swiss beda Singapore. Di Singapore masyarakat menyayangi lingkungan belum sepenuhnya karena kesadaran. Mengapa? Karena negara itu menerapka. Denda. Siapa yang mengotori lingkungan baik hanya membuang sampah sembarangan atau berludah sembarangan didenda  $ 500.  Apa buktinya belum jadi budaya? Buktinya waktu mereka jalan ke Batam mereka juga berludah dan buang sampah sembarangan.
Para penggiat jaga, sadar dan sayang lingkungan mesti dididik agar bersifat proaktif bukan reaktif. Proaktif artinya aktif sebelum terjadi kerusakan dan pencemaran lingkungan. Penggiat itu mesti diperankan oleh semua penduduk, dari penguasa hingga rakyat jelata. Dari orang kampung sampai orang kota, dari orang kaya sampai orang miskin. Dari orangtua sampai anak kecil.
Para penggiat jaga, sadar dan sayang lingkungan mesti dilakukan dengan manajamen proaktif. Permasalahan para penggiat jaga, sadar dan sayang lingkungan mesti diatasi dengan siklus pemecahan masalah (problem solving cycle). Permasalahan itu dikelola dengan skala prioritas.Â
Pengelolaan dalam upaya mewujudkan orang-orang yang sadar lingkungan dan sayang lingkungan  dilaksanakan terus menerus. Dimulai dari sekarang, dimulai dari yang kecil dan dimulai dari kita sendiri.
Selamat dan jayalah rumahku, kampungku, kotaku, dan negeriku, Indonesia.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H