Pada level makro, banjir diantisipasi dengan melihat hamparan lahan sebagai bagian dari daerah aliran sungai (DAS) sungai yang besar maupun pada tingkatan anak-ana sungai (Sub-DAS). Para pengelola wilayah sudah membagi satuan wilayah pengelolaan (SWP) sungai dan sub-satuan wilayah pengelolaan (sub-SWP). DAS sendiri merupakan satu hamparan wilayah di mana air hujan yang jatuh di wilayah itu akan menuju ke satu titik outlet yang sama, apakah itu sungai, danau atau laut.
Jadi jika air hujan yang jatuh di rumah kita mengalir ke selokan dan menuju sebuah sungai, maka kita adalah warga DAS itu artinya, jika air sungai tersebut meluap dan menggenangi dataran banjir di sekitarnya, maka kita (air hujan dari persil lahan kita) punya kontribusi terhadap terjadinya banjir itu. Ini harus ditanamkan kepada setiap warga DAS bahwa mereka semua berkontribusi untuk menyumbang kepada terjadinya banjir di bagian hilir dan bisa juga mengurangi eksternalitas negatif itu juga melakukan pemanenan hujan dan atau air limpasan pada parsilnya. Biaya eksternalitas itu ditanggung oleh warga DAS dibagian hilir berupa ketidaknyamanan, kerugian harta dan bahkan jiwa.
Dengan membagi wilayah-wilayah DAS, maka para pengelola DAS dapat mengidentifikasi apa-apa saja masalah pada setiap DAS dan upaya apa mengatasinya. Sebagai misal untuk masalah banjir, upaya mengatasinya antara lain meningkatkan penggunaan dan peresapan airdi bagian hulu dan tengah DAS melalui penanaman pohon-pohonan, pembuatan waduk, pencetakan sawah, pembuatan rorak dan sumur resapan, penanggulangi penyempitan dan pendangkalan sungai karena sampah atau sedimentasi. Demikian juga jika terjadi kekeringan, menurunnya kualitas air mesti diatasi dengan baik. Â Sebagai penutup tulisan ini adalah bahwa tips menghadapi banjir di musim penghujan mesti dilakukan terus menerus, bersifat preventif serta dilakukan pada skala kecil (mikro), skala meso (sedang) hingga ke skala luas (makro). Semua pihak mesti memikirkan, mengerjakan dan melakukan perbaikan terus menerus guna mencapai kondisi yang lebih baik dan jauh dari bencana banjir. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H