Mohon tunggu...
Supli Rahim
Supli Rahim Mohon Tunggu... Dosen - Pemerhati humaniora dan lingkungan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

.

Selanjutnya

Tutup

Money

Membuat Uang Tanpa Uang

2 November 2019   07:07 Diperbarui: 2 November 2019   09:58 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Minggu ini adalah Minggu ke enam saya masuk di mata kuliah yang saya ampu di Magister Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Masyarakat (PPSKM STIK) Bina Husada Palembang. 

Hari itu saya memberikan kuliah dengan metode Student-centered learning. Saya mencoba melemparkan masalah dalam perkuliahan itu tentang bagaimana cara atau langkah-langkah pembuatan uang tanpa uang.

Sebagian mahasiswa mengernyitkan muka tanda tidak senang dengan materi tersebut.  Tapi ada banyak yang senang. Menurut yang tidak senang, tidak ada yang tanpa modal jika ingin memperoleh uang. Iya pak, impossible, kata mahasiswa lainnya.

Saya tidak marah tetapi menunjukkan raut muka yang gembira kepada mereka. Saya cerita pada mereka bahwa suatu masa dulu saya teringin sekali pergi haji, tetapi uang gak punya. Punya si punya, tetapi belum ada porsi untuk pergi haji.

Apa yang saya lakukan? Saya bertanya kepada para mahasiswa. Saya mendatangi sekolah-sekolah di sekitar tempat saya tinggal. Saya menawarkan penjualan kapling tanah. Yang saya bawa adalah peta penataan ruang tanah kapling. Ini jalan masuk, ini jalan dalam kapling dan ini nomor kapling. 

Sesampainya di sekolah-sekolah itu para guru-guru menyatakan mau beli tanah kapling tersebut. Ada SDI azzahrah, ada TK Azzahrah. Menurut mereka bahwa jumlah kapling tersebut tidak cukup. Lalu saya memasukkan dua parsial tanah tetangga. Setelah terjual baru saya bayar. Itulah contoh usaha membuat uang tanpa uang. Selain bisa pergi haji untuk suami istri, penjualan tanah kapling itu bisa untuk memasukkan anak saya yang kuliah di fakultas kedokteran gigi di PTN kota kami.  

Sementara itu mahasiswa saya "paksa" untuk berfikir keras dan sayapun pamit meninggalkan mereka untuk pergi sebentar pulang ke kantor.  Selama lebih kurang 10 menit saya kembali lagi ke kelas. 

Setelah beberapa saat saya meminta mereka memaparkan rencana usaha mereka membuat uang tanpa uang.

Satu demi satu mahasiswa memaparkan rencananya.  Subhan yang pertama presentasi tentang usaha membuang tanpa uang. Dia dalam waktu dekat akan bergabung dengan sebuah perusahaan properti yang dia kenal. Dia akan melakukan pemasaran rumah-rumah yang sedang dan akan dibangun di perumahan tersebut. Strategi pemasarannya dengan berbagai cara. Dia akan memakai FB, WA, direct selling dan kain-lain.

Riani atau Rere, mahasiswa berikutnya memaparkan usaha membuat uang tanpa uang. Dia akan memasarkan hasil produksi para crafter binaan di kantornya juga dengan berbagai cara. Selain FB, WA, Rere akan memasarkan langsung kepada konsumen.

Shella mahasiswi asal Pagar Alam menjual produk bodylotion. Dia sudah sukses menjalankan bisnis penjualan bodylotion ini melalui grup WA, FB, dan SMS. Shella juga menjual produk tersebut melalui direct selling. Hasan mahasiswa asal PALI merancang usaha membuat uang tanpa uang dengan jalan kerjasama dengan usaha frenchice minuman dan moda transportasi dengan aplikasi.

Vera mahasiswi asal Belitang OKU Timur menekuni bisnis penjualan pakaian muslim. Dia meyakinkan saya bahwa usahanya cukup menguntungkan karena margin penjualan per unit pakaian muslim memang cukup menjanjikan.

Retno sejak lama menekuni shop online  pakaian dan perlengkapan wanita. Dia akan terus menjalankan bisnis online tersebut. Keuntungannya memang cukup menjanjikan, menurut Retno.

Lain lagi halnya Rika yang bekerja di Dinas Kesehatan Kota Palembang. Dia saat ini akan menekuni bisnis makanan siap saji antara lain chicken nugget dan pempek. Menurut Rika, bisnis kuliner ini sangat menjanjikan.

Last but not least, Harlin yang asal alubuk Linggau ini sedang menekuni penjualan kebutuhan pasien di kampungnya. Salah satunya adalah bisnis penjualan oksigen. Menurut Harlin penjualannya cukup bagus margin keuntungannya dan permintaan juga selalu ada. 

Setelah seluruh mahasiswa melakukan paparan, saya selanjutnya memberikan kata penutup. 

Saudara-saudara sekalian ketahuilah bahwa pola pikir kita selama ini tidak tepat. Mengapa? Karena kita mendapatkan uang jika kita bekerja. Dengan begitu maka pendapatan kita hanya sedikit. Beda dengan jika kita membuat uang dengan kerjasama, dengan menciptakan lapangan kerja untuk orang lain. Rezeki kita akn jauh lebih banyak.

dokpri
dokpri
Subhan, sedang memaparkan rencana bisnisnya.

Riani, sedang memaparkan rencana bisnisnya.

Mahasiswa lain bernama Toni. Ia akan menjual jasa pembuatan dokumen izin lingkungan..kerjasama  pengusaha yang memerlukan izin lingkungan guna pengurusan izin mendirikan pabrik, perkebunan,atau semua usaha yg memiliki dampak terhadap lingkungan.

Lokasi usaha dapat dilakukan dimana saja.
Strategi usaha dengan membentuk sebuah tim yg terdiri dari  ahli di bidang sosek.ahli  teknis (sesuai kebutuhan) dan administrator dan bekerjasama dengan pihak- pihak yang berwenang terhadap terbitnya surat perizinan .Sehingga bisa di kenalkan dengan pengusaha yg membutuhkan jasa.

Jumlah target usaha menurut Toni disesuaikan dengan pihak terkait lain seperti analisis kimia yg memakan waktu 12 hari dan survey lapangan yang bisa makan waktu 1minggu.Jadi dalam sebulan bisa 2 dokumen diselesaikan dengan nilai keuntungan 10jt< per dokumen.
Semakin banyak tim yg di bentuk semakin banyak dokumen yg bisa dibuat.Tim yg dibutuhkan adalah ahli di bidang sosek. ahli  teknis (sesuai kebutuhan) dan administrator

Sebagai catatan untuk kalian semua bahwa nilai mata kuliah Kewirausahaan ini sangat tergantung dengan usaha membuat uang tanpa uang ini. Yang tidak melakukan dan tidak melaporkan kegiatan ini akan memperoleh nilai minimalis. Selamat menjadi calon orang kaya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun