Mohon tunggu...
Supli Rahim
Supli Rahim Mohon Tunggu... Dosen - Pemerhati humaniora dan lingkungan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Upaya Membangun Persaudaraan Sebangsa menurut Islam

16 Oktober 2019   06:03 Diperbarui: 16 Oktober 2019   07:32 1742
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk mewujudkan persaudaraan Sebangsa yang benar-benar kuat dan utuh tidaklah mudah, melainkan membutuhkan proses yang bertahap dan berkesinambungan. Kita prihatin dengan apa yang terjadi di Wamena Papua beberapa bulan belakangan ini.

Kita bersyukur bahwa ajaran agama yang dianut oleh mayoritas penduduk Indonesia sudah mempunyai pokok-pokok ajaran untuk dijadikan pedoman bagaimana mewujudkan persaudaraan sebangsa. 

Sekurangnya ada lima upaya yang diperlukan untuk mewujudkan persaudaraan sebangsa, sesama manusia Indonesia. Berikut adalah upaya-upaya tersebut secara islami.

1. Mesti  Saling Mengenal
Dalam tahap ini sesama anak bangsa saling mengenal baik dari aspek fisik, pemikiran, maupun kejiwaan. Dan dengan pengenalan ini, sesame muslim dapat saling menghayati hakekat perbedaan-perbedaan yang ada dan mampu menerimanya sebagai kehendak Allah Swt. Allah Swt berfirman :

"Hai manusia! Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, dan Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku, supaya kamu mengenal satu sama lain. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu dalam pandangan Allah ialah yang lebih bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Tahu dan Mengerti." (QS. Al-Hujurat : 13).

Kita sesama bangsa Indonesia semestinya selalu saling kenal mengenal, di mulai pada tingkatan RT hingga antara wilayah sampai ke sesama pemimpin negara. 

2. Mesti Saling Memahami
Pada tahap ini intensitas pengenalan terhadap saudara sesama anak bangsa lebih mendalam yaitu sampai pada taraf memahami kebiasaan, kesukaan, ketidaksukaan, karakter, dan cara berpikir. Dari tahap ini akan timbul ikatan hati (ta'liful qulb) yang merupakan inti dari persaudaraan sesama anak bangsa, karena hati adalah sumber dari gerak dan sikap seseorang.

Bila hati telah terpaut dan jiwa telah berpadu dalam suatu ikatan yang bermuara pada simpul aqidah, maka barulah akan terwujud persaudaraan yang bersih dan penuh rasa kasih. Persaudaraan 

3. Mesti Saling Menolong
Saling membantu adalah salah satu sikap mulia yang Nampak memancar dari persaudaraan sesama anak bangsa seperti yang disebutkan dalam firman Allah Swt :

"Dan tolong menolonglah kamu (mengerjakan ) kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong  menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran." (QS. Al-Maidah : 2).

Tahap ini merupakan kelanjutan dari tahap tafahum (saling memahami). Saling mengenal tanpa saling memahami tidak akan membentuk hubungan antar individu yang mempu tolong menolong.

4. Mesti Saling Mencukupi/Menunjang
Merupakan tahapan upaya yang tertinggi, dimana timbul rasa senasib sepenanggungan, baik dalam suka maupun duka. Setelah saling mengenal, kemudian ada sikap saling memahami yang akan memunculkan sikap saling membantu, maka Allah Swt akan memberi kemudahan pada rasa kebersamaan yang hakiki.

Saat itulah kaum mukminin akan bersikap saling mencukupi dan saling menunjang dengan saudaranya, mengisi kekurangan dengan membagi kelebihan yang ada pada tiap individu.

Maha benar Allah atas firman-Nya pada (QS.Al Hasyr:9) yang mengisahkan tingkatan ukhuwah yang amat dalam dari kaum Anshar dan Muhajirin di masa Rasulullah Saw. Dalam tafsir ayat di atas, salah satu riwayat mengabarkan dari Anas bin Malik r.a. yang berkata :

"Seorang laki-laki mendapat hadiah kepala kambing dan ia adalah orang miskin, namun ia serahkan kepala kambing itu kepada tetangganya karena dilihatnya lebih miskin. Maka berputarlah kepala kambing tersebut kepada tujuh jiwa dalam tujuh rumah yang berbeda, lalu akhirnya kembali ke orang yang member pertama kalinya, maka turunlah ayat tersebut."

5. Mesti Tunaikan Hak dan Kewajiban
Seorang  warga anak bangsa memiliki hak dan kewajiban terhadap anak bangsa  lainnya. Ini tepat untuk mengadopsi ajaran Islam, agama yang dianut oleh mayoritas penduduk di negara kita Indonesia.

Di antara hak-hak dan kewajiban-kewajiban yang terpenting adalah menyebarkan salam, menjawab salam, menengok yang sakit, mengantarkan jenazah, memohonkan do'a, mendo'akan yang bersin, menolong yang dizhalimi (teraniaya), menolong yang kesulitan, saling menasehati, menutupi aib yang lainnya, menjauhkan diri dari perbuatan yang mengganggu atau merugikannya seperti dengki, zhalim, ghibah, dan naminah.

Untuk urusan ini, Rasulullah SAW berkata:

"Hak sesorang muslim atas muslim ada enam, yaitu jika bertemu maka ucapkan salam kepadanya, jika diundang maka penuhilah, jika dinasihati maka nasihati pulalah ia, jika bersin dan mengucapkan Alhamdulillah maka do'akanlah yarhamukallah, jika ia sakit kunjungilah, dan jika meninggal maka antarkanlah (ke kubur) ".

Jika upaya-upaya di atas dijalankan dengan baik oleh sesama anak bangsa, maka tidak ada yang susah untuk diwujudkan. Memang sangat strategis dan keniscayaan jika upaya merajut persaudaraan sesama anak bangsa itu jika dimulai dan dilaksanakan secara terus menerus oleh para pemimpin.

Pemimpin negara, wilayah dan umat mesti melaksanakan tugas-tugas mulia ini secara proaktif, terintegrasi dan terus menerus. Jayalah bangsaku, bangsa Indonesia. Semoga Allah kabulkan semua harapan dan doa kita semua. Aamiin yra.

Modif tulisan Anne Ahari

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun