4. Mesti Saling Mencukupi/Menunjang
Merupakan tahapan upaya yang tertinggi, dimana timbul rasa senasib sepenanggungan, baik dalam suka maupun duka. Setelah saling mengenal, kemudian ada sikap saling memahami yang akan memunculkan sikap saling membantu, maka Allah Swt akan memberi kemudahan pada rasa kebersamaan yang hakiki.
Saat itulah kaum mukminin akan bersikap saling mencukupi dan saling menunjang dengan saudaranya, mengisi kekurangan dengan membagi kelebihan yang ada pada tiap individu.
Maha benar Allah atas firman-Nya pada (QS.Al Hasyr:9) yang mengisahkan tingkatan ukhuwah yang amat dalam dari kaum Anshar dan Muhajirin di masa Rasulullah Saw. Dalam tafsir ayat di atas, salah satu riwayat mengabarkan dari Anas bin Malik r.a. yang berkata :
"Seorang laki-laki mendapat hadiah kepala kambing dan ia adalah orang miskin, namun ia serahkan kepala kambing itu kepada tetangganya karena dilihatnya lebih miskin. Maka berputarlah kepala kambing tersebut kepada tujuh jiwa dalam tujuh rumah yang berbeda, lalu akhirnya kembali ke orang yang member pertama kalinya, maka turunlah ayat tersebut."
5. Mesti Tunaikan Hak dan Kewajiban
Seorang  warga anak bangsa memiliki hak dan kewajiban terhadap anak bangsa  lainnya. Ini tepat untuk mengadopsi ajaran Islam, agama yang dianut oleh mayoritas penduduk di negara kita Indonesia.
Di antara hak-hak dan kewajiban-kewajiban yang terpenting adalah menyebarkan salam, menjawab salam, menengok yang sakit, mengantarkan jenazah, memohonkan do'a, mendo'akan yang bersin, menolong yang dizhalimi (teraniaya), menolong yang kesulitan, saling menasehati, menutupi aib yang lainnya, menjauhkan diri dari perbuatan yang mengganggu atau merugikannya seperti dengki, zhalim, ghibah, dan naminah.
Untuk urusan ini, Rasulullah SAW berkata:
"Hak sesorang muslim atas muslim ada enam, yaitu jika bertemu maka ucapkan salam kepadanya, jika diundang maka penuhilah, jika dinasihati maka nasihati pulalah ia, jika bersin dan mengucapkan Alhamdulillah maka do'akanlah yarhamukallah, jika ia sakit kunjungilah, dan jika meninggal maka antarkanlah (ke kubur) ".
Jika upaya-upaya di atas dijalankan dengan baik oleh sesama anak bangsa, maka tidak ada yang susah untuk diwujudkan. Memang sangat strategis dan keniscayaan jika upaya merajut persaudaraan sesama anak bangsa itu jika dimulai dan dilaksanakan secara terus menerus oleh para pemimpin.
Pemimpin negara, wilayah dan umat mesti melaksanakan tugas-tugas mulia ini secara proaktif, terintegrasi dan terus menerus. Jayalah bangsaku, bangsa Indonesia. Semoga Allah kabulkan semua harapan dan doa kita semua. Aamiin yra.
Modif tulisan Anne Ahari