Bismillah, Jika suatu saat kita merasa mempunyai masalah, mempunyai dosa, mempunyai beban. Mengapa kita tidak mengadukannya kepada Allah meminta tolong kepadaNya. Insya Allah Dia akan selesaikan, Dia akan ampuni dan Dia pasti akan meringankan beban kita. Wallahi. Jika suatu saat kita frustasi, ingin bunuh diri, lantaran urusan duniawi yang tak pernah bertepi. Jangan lakukan itu! Menghadaplah pada Ilahi. Bermunajatlah dan bertaubatlah dengan sepenuh hati. Insya Allah akan Dia berkati dan perbaiki. Mari kita ikuti kisah berikut dengan hati menerima. Tatkala Dzunnun Al Misri hendak mencuci pakaian di tepi sungai Nil, ia melihat seekor kalajengking yang sangat besar hendak menyengat dan mendekati dirinya. Ia pun cemas dan segera memohon perlindungan kepada Allah swt agar terpelihara dari cengkraman hewan itu. Saat itu pula kalajengking tersebut malah membelok dan berjalan cepat menyusuri tepi sungai. Dzunnun pun mengikuti di belakangnya. Kalajengking itu terus berjalan menuju pepohonan yang rindang. Di bawah salah satu pohon yang berdaun banyak itu berbaringlah seorang pemuda yang sedang dalam keadaan mabuk. Kalajengking itu pun mendekati pemuda yang sedang terlelap itu. Dzunnun yang mengamati kejadian itu sangat khawatir kalau-kalau kalajengking itu akan membunuh pemuda itu. Dzunnun semakin takut dan kaget ketika tiba-tiba ada seekor ular yang juga mendekati pemuda itu. Akan tetapi yang terjadi kemudian sangatlah di luar dugaannya. Sang kalajengking justru menyengat kepala ular itu sehingga ular tersebut tak berkutik lagi. Setelah itu, kalajengking berjalan meninggalkan pemuda yang masih tertidur itu dan kembali ke sungai. Dzunnun pun mengikuti kalajengking itu hingga ke tepi sungai. Kemudian Dzunnun kembali lagi ke tempat pemuda mabuk tadi dan berkata, "Wahai orang yang sedang kelelapan Allah Yang Maha Agung selalu menjagakan Dari setiap kekejian yang menimbulkan kesesatan Mengapa bisa si pemilik mata sampai ketiduran? Padahal mata itu dapat mendatangkan berbagai kenikmatan." Ternyata si pemuda mabuk mendengar perkataan Dzunnun. Ia bangun dalam keadaan terperanjat. Dzunnun pun langsung menceritakan apa yang telah terjadi. Maka, setelah si pemuda mendengarkan cerita Dzunnun, ia langsung bertaubat kepada Allah swt. Ia menjadi sadar, betapa kasih Allah swt sangat besar kepada hamba-Nya, bahkan kepada seorang pemabuk seperti dirinya, Allah swt masih memberikan perlindungan dan kesempatan untuk bertaubat. Kasih sayang Allah swt kepada hambanya memang tak terbatas. Bahkan kepada orang yang telah berbuat dosa. Allah swt masih memberikan nikmat-Nya melalui kehidupannya di dunia, berkumpul dengan keluarga dan orang-orang yang disayanginya, serta nikmat lainnya. Selain itu, Allah swt juga memberikan kasih-Nya dengan mengampuni dosa-dosa seseorang apabila ia memohon ampunan Allah dan bertaubat. Dari Anas bin Malik, dia berkata, "Aku telah mendengar Rasulullah saw bersabda, 'Allah swt berfirman, 'Wahai Anak Adam (manusia)! Sesungguhnya apa yang kamu minta dan harapkan kepada-Ku, niscaya Aku akan mengampuni dosa-dosamu dan Aku tidak peduli. Wahai Anak Adam! Andaikata dosa-dosamu mencapai awan di langit (sejauh mata memandang ke langit), kemudian kamu meminta ampun kepada-Ku niscaya Aku akan mengampunimu. Wahai Anak Adam! Sesungguhnya andaikata kamu datang kepada-Ku dengan membawa dosa-dosa (kecil) sepenuh isi bumi, kemudian kamu bertemu dengan-Ku (mati dengan memohon ampun dan tanpa berbuat syirik), tidak menyekutukan-Ku dengan sesuatu apapun, niscaya Aku akan mendatangkan ampunan kepadamu sepenuh isinya pula." (HR. at-Turmudzy) Allah Maha Mulia dan Maha Baik. Allah selalu mengampuni hamba-Nya yang telah berbuat dosa. Allah senantiasa mengampuni dan merahmati hamba-Nya. Manusia sungguh sangat kecil di mata Allah, dengan segala keterbatasan dan kesalahan yang ada pada manusia. Untuk itulah, manusia diciptakan Allah swt untuk tunduk kepada-Nya, meminta ampunan kepada Allah swt untuk kembali ke jalan yang lurus dan diridhoi oleh Allah swt. Nah teman2, jika kita sekarang masih hidup dan selamat itulah tanda2 kasih sayang Sang Pencipta kepada kita. Berapa sering kita telah, sedang dan akan berada di kondisi sangat menyeramkan - kecelakaan, bencana, musibah dsb... termasuk kala jengking atau jenisnya... syukurilah kehidupan yang menipu ini... jangan kita terlalu banyak menipu.... sumber:Kisah-Kisah Sejuta Hikmah, Syekh Syihabuddin Al-Qalyubi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H