[caption id="attachment_36637" align="aligncenter" width="500" caption="shutterstock"][/caption] Bismillah. Kelapa, nyiur, atau coconut tree adalah suatu pohon yang memberi banyak nikmat kepada manusia. Di mana saja di tropika basah pohon ini banyak tumbuh dan menjadi diet utama dalam makanan penduduk yang mengusahakannya. Dengan satu pohon saja yang allah sudah kenalkan dan karuniakan kepada kita sejak kecil menjadikan kita bisa banyak memperoleh pelajaran. Allah, di dalam al-qur’an, jika menyebutkan kata tumbuhan atau nama jenis tumbuhan tertentu, biasanya selalu terkait dengan pemberian pelajaran kepada manusia atau mengajak manusia untuk berfikir. Hal itu memberikan isyarat kepada manusia, bahwa tumbuhan diciptakan Allah bukan hanya sebagai pemenuhan keperluan fisik manusia, namun juga untuk memenuhi keperluan akal dan rohaninya. Dengan tumbuhan manusia bukan hanya memberi makan jasmaninya, tetapi juga memberi makan akal dan rohaninya. Perhatikan firman Allah dalam surat al-Baqarah [2]: 226, أَيَوَدُّ أَحَدُكُمْ أَنْ تَكُونَ لَهُ جَنَّةٌ مِنْ نَخِيلٍ وَأَعْنَابٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ لَهُ فِيهَا مِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ وَأَصَابَهُ الْكِبَرُ وَلَهُ ذُرِّيَّةٌ ضُعَفَاءُ فَأَصَابَهَا إِعْصَارٌ فِيهِ نَارٌ فَاحْتَرَقَتْ كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمُ الْآيَاتِ لَعَلَّكُمْ تَتَفَكَّرُونَ Artinya: “Apakah ada salah seorang di antaramu yang ingin mempunyai kebun kurma dan anggur yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dia mempunyai dalam kebun itu segala macam buah-buahan, kemudian datanglah masa tua pada orang itu sedang dia mempunyai keturunan yang masih kecil-kecil. Maka kebun itu ditiup angin keras yang mengandung api, lalu terbakarlah. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada kamu supaya kamu memikirkannya.” Perhatikan juga firman Allah dalam surat an-Nahl [16]: 67 وَمِنْ ثَمَرَاتِ النَّخِيلِ وَالْأَعْنَابِ تَتَّخِذُونَ مِنْهُ سَكَرًا وَرِزْقًا حَسَنًا إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَةً لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ Artinya: “Dan dari buah korma dan anggur, kamu buat minuman yang memabukkan dan rezki yang baik. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang memikirkan.” Posting kali ini ingin mengetengahkan keistimewaan pohon kelapa. Jika kita memperhatikan pohon kelapa dengan seksama, maka kita akan mendapatkan pelajaran berharga dari kehidupannya. Adapun yang istimewa dari pohon kelapa adalah; Pelajaran Pertama, Pohon kelapa sampai mati akan terus berbuah dan berbuah, supaya mendatangkan manfaat bagi manusia. Setelah matipun pohon kelapa masih banyak menghasilkan manfaat bagi manusia – batangnya sebagai jembatan, kayu api dan sebagainya. Begitulah semestinya sikap hidup yang harus dimiliki setiap manusia, khususnya seorang mukmin. Selagi hidup dan sesudah mati semestinya selalu berguna dan mendatangkan manfaat bagi orang lain dan lingkungan. Begitulah yang dipesankan Allah dalam surat Ali ‘Imran [3]: 102 يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan kamu sebagai muslim.” Muslim secara harfiyah berarti menyelamatkan. Kata ini berasal dari kata aslama yang berupa mazid (sudah ditambah) satu huruf dari kata salima yang berarti aktif. Oleh karena itu, Allah memerintahkan kita sebelum mati jadilah orang yang mampu menyelamatkan orang lain. Jika yang mampu masuk surga hanya diri sendiri, maka itu berarti kita mati dalam keadaaan salim belum muslim. Sebab, muslim bukan hanya mampu memasukan dirinya ke dalam surga, namun juga membawa orang lain untuk memasuki surga bersamanya. Pelajaran Kedua, Pohon kelapa adalah jenis tumbuhan yang tidak banyak menuntut dan menyusahkan pemiliknya. Pohon kelapa ketika tumbuh tidak meminta dipupuk, racun hama dan perawatan laiannya. Ia cukup diletakan di dalam sebuah lobang, lalu dibiarkan tanpa pupuk dan racun hama, ia akan tetap tumbuh dan berbuah. Bandingkan, jika kita menanam tanaman lain, seperti kacang panjang, cabe, tomat, bawang dan sebagainya yang sangat memberatkan sang pemilik, karena mesti dipupuk, diberi racun hama, kemudian perhatian yang maksimal. Selanjutnya, pohon kelapa tidak pernah menyusahkan pemiliknya. Sampahnya besar-besar ukurannya dan bisa dijadikan kayu api atau untuk obor penerangan di malam hari. Begitulah hendaknya pola hidup seorang muslim. Janganlah hendaknya terlalu banyak menuntut, mengharap apalagi menyusahkan orang lain. Sebab, jika seseorang banyak menunut dan meminta, maka orang lain akan menyimpan banyak harapan kepadanya. Jika dia kemudian hari memberi, orang lain tidak terlalu hormat dan bangga, karena memang sudah semestinya dia memberi karena telah banyak menuntut selama ini. Akan tetapi, jika dia kemudian hari tidak bisa memberi dan memenuhi harapan tempat ia meminta, biasanya orang lain akan kecewa kepadanya. Sebaliknya, jika seseorang tidak banyak menuntut dan menyusahkan, namun kemudian banyak memberi, maka orang akan menaruh rasa segan,bangga, hormat dan simpati kepadanya. Lihatlah pohon kelapa, yang sekiranya dia mati dan tidak menghasilkan buah, sang pemilik biasanya tidak teralu kecewa dan berkecil hati. Berbeda halnya, jika tanaman cabe atau tomat yang telah memakan biaya besar, namun tidak menghasilkan buah, maka pemilik kebun akan kecewa dan menggerutu kepadanya. Pelajaran Ketiga, Pohon kelapa adalah tanaman yang multi guna. Semua yang ada padanya adalah berguna dan bisa dimanfaatkan. Mulai dari akar, batang, daun, buah, nira, sabut, batok. Begitulah semestinya kehidupan seorang muslim. Hendaklah apapun yang keluar dari dirinya, baik perkataan, sikap, prilaku mendatangkan manfaat dan kebaikan bagi orang lain. Pelajaran Keempat, Pohon kelapa tidak memilih tempat untuk hidup karena ia bisa hidup di mana saja. Pohon kelapa akan tumbuh dan berbuah jika ditanam di tepi pantai. Namun, juga bisa tumbuh dan berbuah jika ditanam di daerah pegunungan (ada batas ketinggian maksimum lho). Pohon kelapa bisa tumbuh dan berbuah jika ditanam di tanah yang basah dan berair, namun juga bisa tumbuh dan berbuah jika ditanam ditanah yang kering dan gersang sekalipun. Begitulah hendaknya sikap hidup yang mesti dimiliki setiap muslim. Kondisi dan keadaan tidak boleh mendikte kehidupan mereka. Seorang muslim akan bisa baik dan berbuat kebaikan jika tinggal di tempat dan lingkungan yang baik, namun juga bisa baik dan berbuat baik sekalipun tinggal di tempat yang buruk dan lingkungan yang buruk. Seringklai manusia “mengkambinghitamkan” situasi dan kondisi” di sekitar mereka jika tidak mampu berbuat baik atau mempersembahkan yang terbiak. Hal itu semestinya tidak perlu terjadi. Seorang pelajar/mahasiswa dalam menempuh pendidikan misalnya dalam mangukir prestasi hendaknya juga seperti pohon kelapa. Seorang murid mesti bisa mengukir prestasi jika sekolah di sekolah hebat, di kota besar, namun di saat yang sama juga bisa menorehkan prestasi gemilang jika belajar di sekolah yang biasa, atau bahkan di daerah yang terisolir dan terpelosok sekalipun. Tempat bukanlah menjadi soal untuk mempersembahkan yang terbaik. Demikian juga halnya para pegawai, pelayan masyarakat dalam arti luas serta siapa saja dan dengan profesi apa saja. Pelajaran Kelima, Bagian tua dari pohon kelapa berada di bawah. Batang yang paling tua di bawah, pelepah dan daun tua juga paling bawah dibanding pelepah dan daun yang lebih muda. Demikian juga semestinya muslim yang tua tak usah lagi di atas - apalagi harus maksa untuk jadi orang atas (baca: beli, sogok, money politic segala). Mana kaki sudah ngilu-ngilu, ambien, rambut udah putih semua atau pada gundul. Kalau ikut kelapa akan jauh lebih baik. Beri kesempatan daun muda, pelepah muda, gitu lho. Pelajaran Keenam, Kelapa sangat arif dengan takdir. Kalau putik (mumbang, bahasa Lahat Sumsel) harus jatuh dia ok ok saja. Apalagi buah yang sudah tua. Demikian juga dengan muslim semuanya harus siap untuk mati, mudah dan tua sama saja. Kalau sudah diputuskan oleh Sang Pemilik untuk jatuh maka siapa yang bisa menghalangi? Maka keluar pepatah: mumbang jatuh, kelapa jatuh. Pelajaran Ketujuh, Kelapa jujur dan tahu diri. Kalau ada bangunan yang menghalanginya tumbuh dia akan tumbuh miring, tidak memaksakan kehendak untuk tetap tegak lurus. Mengalah untuk menang. Selain itu kalau daunnya sudah tua, dia tidak mintak untuk diganti warna. Demikian juga seorang muslim yang sudah tua seharusnya ikut prilaku kelapa. Daun yang seumpa rambut pada manusia kalau sudah ganti warna mengapa harus repot-repot untuk dicat segala, kan susah membedakannya dengan orang muda. Alangkah indahnya jika ikut pohon kelapa - ikhlas. kelapa akan tumbuh menggambarkan keadaan habitatnya - kurus kalau tanahnya gersang, besar dan rimbun kalau tanahnya subur dan sesuai untuk kelapa. Dia tidak akan sogok menyogok untuk merubah kondisi dan keadaannya. Harusnya seorang muslim bersikap bijak seperti pohon kelapa. Pelajaran Kedelapan, Pohon kelapa tidak mengapa dibakar - batangnya, tanah di sekitarnya dan diasap dengan asap yang banyak. Sepatutnya setiap pribadi muslim tahan dibakar, dizalimi, dicaci, difitnah dan dicelah...Begitulah yang dialami oleh nabi Ibrahim as, nabi yusuf as dan nabi Muhammad saw. Muslim sejati sama dengan kelapa. Kelapa semakin sering dibakar semakin baik pertumbuhannya, sehat dan berbuah yang lebat. Tanah dan sampah yang dibakar di bawah kelapa akan dianggap kelapa sebagai pupuk yang menyuburkan tanaman tersebut. Jangan seperti sebagian manusia kalau dibakar dia tidak tahan dan membalas, lalu ikut membalas mereka yang membakar itu. Bahkan balasannya jauh lebih dahsyat lagi. Demikian posting kali ini, mari kita camkan, hayati dan amalkan yang baik dari catatan kita kali ini. Semoga anda dan saya tidak kecewa dan atau sebaliknya dengan kondisi dan keadaan, tetapi hadapilah dengan senyum dan senyum tanda kita bersyukur padaNya. Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H