Di kubu Jokowi, mengandalkan kartu indonesia sehat dan kartu sejenis untuk pendidikan (mungkin maksudnya Jokowi itu kartu untuk rakyat tidak mampu sekolah). intinya, Jokowi fokus ke dua kartu itu. Pinjam kepada istilah Tantowi Yahya Jokowi mengenalkan NKRI (negara kartu republik Indonesia).
Tidak salah dengan kartu itu, masalahnya ide JOKOWI sudah diimplementasikan oleh SBY dengan program BPJS sejak 1 januari tahun 2014 ini. Jadi buat apa kartu jakarta sehat di 'nasionalisasi'? , SBY bisa tertawa lebar dengar penjelasan jokowi.
Jokowi dan Prabowo sepakat bahwa pendidikan 12 tahun wajib itu adalah bagus, dan keduanya sepakat anggaran bisa diambil dari pemotongan subsidi BBM.
Ekonomi kreatif
Pertanyaan jokowi ini benar benar menukik ke Prabowo, saking fokusnya Prabowo ke pertanian, prabowo tidak siap dengan pertanyaan seperti ini, bahkan Prabowo tidak paham tentang ekonomi kreatif itu sendiri. Jawaban Prabowo tidak mengena. Jokowi lebih menguasai masalah ini mengingat Jokowi dekat dengan pelaku ekonomi kreatif seperti desainer, musisi, aktor atau perajin.
Pabowo sepertinya baru paham ekonomi kreatif setelah dijelaskan oleh Jokowi dan baru jawaban prabowo mendukung tentang ekonomi kreatif dengan memberi contoh anaknya. Prabowo juga cukup elegan menjawab pertanyaan ini dengan mendukung ide bagus Jokowi dan 'menyalahkan' tim suksesnya. Prabowo bersikap kesatria dengan menghargai ide dari lawannya. Ini merupakan sikap yang sangat baik dan sangat diapresiasi, bahkan pendukung Jokowi di twitter pun mengapresiasi dukungan Prabowo . Dengan bahasa tweet "Prabowo aja dukung Jokowi". Nah ini contoh debat yang mendidik, tujuannya bukan menang, tapi mencari solusi dari permasalahan bangsa. Sikap kenegarawan Prabowo kelihatan di sini. Dia tulus, dia tidak malu untuk mengakui kekurangannya. Dia bahkan mempromosikan anaknya yang sudah menjadi pelaku kreatif yang sudah "go-internasional".
Pemerintahan RI atau Pemda
Jokowi dicap sebagai level Pemda bukan level pimpinan nasional, karena fokus menanyakan hal hal seputar pemerintahan daerah dengan beberapa singkatan seperti TPID, DAK,dan DAU. tampak sekali Jokowi punya pengalaman disini, karena itu istilah yang tidak asing bagi dia. Disatu sisi, tampak Jokowi memanfaatkan pengelamannya selaku kepala daerah. Ini positif dan sekaligus negatif, kenapa? Karena Jokowi terlalu fokus keperkara teknis, benar saja kata tim Prabowo, Jokowi seperti manajer menengah, bukan top manager. Ini juga terlihat bahwa wawasan Jokowi hanya fokus ke internal dan teknikal di daerah bukan ke level visi misi dan pandangan seorang top manager.
Harus diakui bahwa Prabowo yang tidak paham dengan pertanyaan Jokowi inipun juga bisa dianggap ketidaksiapan Prabowo dalam debat, perlu dimaklumi karena Prabowo berlatar belakang militer, namun sangat disayangkan jika Prabowo tidak mengerti pemerintahan daerah. Walaupun memang kontrol daerah juga ada dikepala dearah, seoang pimimpin juga harus berwawan luas, TIM Prabowo harus memberikan pemahaman dan masukan tenang berbagai isu didaerah, istilah di pemerintahan daerah, strukur pemerintahan, badan kerja dan sebagainya. Namun bisa dimaklumi bahwa Pilpres ini adalah untuk memilih pimpinan negara bukan sedang mencari gubernur kepala daerah.
Renegoisasi kontrak karya dengan Perusahaan Asing
Prabowo mengklarifikasi bahwa dia akan menasionalisasi aset, disini Prabowo menjelaskan bahwa dia tidak anti asing dan investasi asing, yang ditekankan Prabowo adalah masalah saling menguntungkan, perusahan asing untung, tapi pemerintah harus untung juga. Intinya disitu, sayangnya Prabowo tidak menyebut perusahaannya seperti FREEPORT. indonesia hanya dapat royalti 1% dari pendapatan freeport. setahu saya indonesia dapat 1.5Triliun /tahun. Artinya freeport dapat hampir 150T selama setahun, anggaplah itu dikurangi biaya, pajak dan lain lain, freeport masing bisa untung jauh diatas 50Triliun. Inilah salah satu issue yang disebut Prabowo sebagai kebocoran 'kekayaan negara'. Disinyalir banyak sekali terjadi kehilangan kekayaan negara melalui penyelundupan ikan, minyak, kayu, bahan tambang dan sebagainya.
Jokowi menanggapi masalah kontrak bahwa jika kontrak karya atau kontrak dengan perusahan asing itu perlu dihormati, tidak mungkin tiba tiba kita nasionalisasi seperti di Amerika Selatan. Point Jokowi bagus dalam hal ini, namun di point selanjutnya masalah investasi asing di indonesia, terutama masalah perbankan, jawaban Jokowi kurang pas, Jokowi bilang :"kita akan mempersulit investasi ". Tentu maksudnya agar industri lokal tidak kolap karena ada perusahaan asing, kita harus membuat aturan yang intinya menyeimbangkan investasi asing jangan sampai investasi asing merusak iklim investasi anak negeri. Namun pernyataan Jokowi ini mengkhawatirkan investor asing.
Bocor vs Kartu
Dua kata ini adalah kata 'ajian' yang paling sering muncul. Prabowo dengan bocornya dan Jokowi dengan kartunya. Kita mengharapkan agar tim masing masing capres lebih kreatif dalam memberi masukan. Kebocoran negara sampai 1000Triliun seperti kata Prabowo, mestinya ditanyakan oleh Jokowi darimana bocor 1000 triliun itu? Itu baru debatnya hidup dan menarik. Pak Jokowi terlalu sibuk dengan kartu pintar dan kartu sehatnya.