Bismillah,
Pada part 1 dari elegi Ir M Amin Diha, M.Sc Dosen Fakultas Pertanian UNSRI sungguh menyayat hati bagi kami mahasiswa para bimbingannya semasa S1. Betapa tidak sewaktu sekolah penuh dengan kesusahan dan kesempitan ekonomi tetapi tetap tertatih tatih melanjutkan kuliah untuk menyelesaikan Sarjana Muda Pertanian dan S1 di Fakultas Pertanian UNSRI. Mendapat tepukan dari para peserta pelantikan karena menyelesaikan studi selama 16 tahun.Â
Sebenarnya tidak selama itu karena sempat berhenti dan Stop out selama 5 tahun dan 2 tahun secara selang seling. Tetap saja orang menganggap M Amin sebagai pemegang rekor terlama dalam mengikuti kuliah untuk memperoleh gelar sarjana pertanian kala itu. Rata-rata jumlah tahun masa studi para yunior M Amin kala itu adalah antara 5 tahun sampai 9 tahun. Berikut kita akan mengikuti bagaimana persiapan M Amin melanjutkan S2 di USA.
Membangun Rumah terlebih Dahulu
Di antara teman-teman seangkatan yang bekerja menjadi Asisten dosen, M Amin merupakan satu di antara orang yang agak "terlambat" memiliki rumah. M Idris Naning, Dullah Tambas, misalnya telah mempunyai rumah lebih awal. M Amin selalu jadi "kontraktor" hingga suatu saat dia mampu membeli tanah yang agak luas di dekat Komplek Perumahan Dosen Pematang Petai Bukit Lama Palembang. Sebelumnya M Amin berpuluh tahun mengontrak rumah di Talang Gerunik Kapten A Rivai Palembang.
Setelah menamatkan S1 pada Juni 1981. M Amin dipanggil Prof Bakry Hamid kala itu Pembantu Rektor 1 Universitas Sriwijaya, "Min" kata pak Bakry, " kau ikuti program nuntuk kuliah ke USA". "Apaan itu pak?", jawab M Amin. Yah ikuti kursus bahasa Inggeris di Lembaga Bahasa UNSRI. "Maaf pak Bakry, saya minta izin membuat "pondok" terlebih dahulu", jawab M Amin. Pak Bakry tak bisa berbuat apa-apa. Ok Min terserah kau, katanya. M. Amin sudah bulat tekadnya untuk membangun rumah sendiri tanpa menggunakan kontraktor. Dia pandu sendiri tukang untuk mengerjakan rumahnya. Alhamdulillah selesai pada dalam 2 tahun.
Pada tahun 2003 dia mengikuti saran Prof Bakry Hamid untuk mengikuti program intensif kursus bahasa Inggeris di Lembaga Bahasa UNSRI. Banyak sekali kawan M Amin yang kursus yang mempersiapkan diri untuk berangkat ke USA termasuk pembimbing S1 M Amin yakni Ir M Rusdi Saul, Ir Benyamin, Ir Yasmin AYA Wiralaga dan banyak dari BKS Barat yakni 9 Universitas se Sumatera dan Kalimantan Barat.Â
Pada kursus 3 bulan pertama M Amin memperoleh TOEFL 411. Lalu kursus lagi 3 bulan M Amin memperoleh nilai TOEFL 387. Tanpa kecil semangat M Amin meneruskan kursus 3 bulan berikutnya sehingga dia memperoleh nilai TOEFL 470. Salah satu dosennya kala itu Drs M Dunggio mentertawakan M Amin, "Min awak ni nyotang, hehe". Ya pak, jawab M Amin. Seterusnya M Amin melanjutkan kursus 3 bulan lagi lalu memperoleh nilai TOEFL 497.Â
Dosennya mengakui bahwa itu nilai :genuine:. M Amin masuk daftar para dosen  yang akan berangkat ke USA. M Amin berada pada urutan ke 16. Dr Brannon dari Kentucky Project meminta M Amin untuk meneruskan kursus bahasa Inggeris 3 bulan berikutnya. Kebetulan M Amin tidak memperoleh pembimbing tesis di Kentucky University. Brannon berjanji akan memberangkatkan M Amin jika nilai TOEFL nya sudah mencapai angka 500 lebih. Alhamdulillah setelah kursus 3 bulan Nilai TOEFL menjadi 510.
M Amin sudah siap secara psikologis untuk meninggalkan istri dan anak-anaknya untuk berangkat ke USA. Semua sudah disiapkan dengan baik. Berikutnya M Amin berangkat ke USA dan tiba di sana. M Amin diproyeksikan untuk memulai kursus bahasa Inggeris  terlebih dahulu sebelum kuliah di Arkansas.Â
Tetapi karena diminta memilih tenpat kursus bahasa Inggeris, M Amin meminta pihak manajemen Kentucky project untuk kursus di Kentucky University. Di sana dia menjumpai teman kursus semasa di palembang Sumsel Indonesia. M Amin kursus di sana selama 1 bulan. Â M Amin sempat kaget ketika tes bahasa Inggeris di Kentucky itu. Kenapa? Karena soalnya lumayan banyak. Soalnya menurut M Amin ada 200 buah. Multiple choice ada 5 pilihan. Biasanya hanya 4 pilihan. M Amin sempat pasrah walau keringatnya bak "biji jagung" keluar dari pori-pori kulitnya karena sulitnya minta ampun. Dia pesimis untuk lulus. Setelah diumumkan nilai M Amin hanya 487. Pada hal sebelum berangkat nilai TOEFL M Amin adalah 510.
Menurut Prof Huduck yang mengasuh kursus itu nilai M Amin itu cukup baik. M Amin bergurau kepada Sekretaris program di Kentucky Lin. "Lin, orang Amerika biasa bilang "take it easy" jika ada masalah. Orang Indonesia bilang "tiket sini". What does it mean, Amin. One ticke for me to go back to my country. Hehe. Â Diam diam pihak Kentucky project sudah mengirim berkas M Amin untuk mengikuti program Master degree bidang pertanian di Bolling Green University di Western Kentucky.Â
M Amin beruntung bisa ke USA karena ada Kentucky project dalam rangka peningkatan kualitas dosen untuk dosen dosen se Sumatera dan kalimantan Barat. Waktu itu umur M Amin 40 tahun. Jadi pihak pengelola project tidak mau "gambling" karena ada contoh Pak Bonar asal Kalimantan Barat  tidak memperoleh apa apa karena habis waktu untuk kursus bahasa Inggeris di Colorado. Bonar pulang ke Indonesia tanpa memperoleh Master degree. Menurut M Amin jarak kota Lexinton dengan Bolling Green sekitar 300 km. M Amin beruntung ada teman Sairi Sagiman asal Pontianak. Setelah itu datang Pak Yasmin Wiralaga dari UNSRI dan pak Rusli dari Universitas Jambi. Di sini kelihatan bahwa M Amin memang cerdas terbukti dia bisa tamat bersamaan waktu dengan Sairi pada hal beliau sudah duluan satu semester daripada M. Amin.
M Amin memilih program master tanpa tesis demikian juga teman-temannya yang lain termasuk Ali Yasmin, Sairi, Rusli dll. Setiap malam sabtu M Amin ditelepon oleh Rusdi Saul, pembimbing M Amin waktu di S1. Beliau sakit ginjal. Rusdi kuliah di Lexinton di Kentucky University. Menurut RM Saleh yang kala itu mengambil program Doktor, Rusdi sempat mengumpulkan barang barang miliknya karena ingin pulang ke tanah Air. Rusdi sempat "down" dengan sakitnya kala itu.Â
Ketika dapat khabar itu M Amin menelpon Rusdi dan menanyakan alasan Rusdi untuk pulang ke tanah air. M Amin "menyetujui" keinginan Rusdi itu asal dirinya juga pulang. Tapi M Amin mengingatkan Rusdi bahwa kita sudah setahun bersusah payah di USA. Kalau bisa kita bertahan dulu. Sabar. Rusdi men saran M Amin tersebut. Sampailah keduanya menamatkan studi Master degree, Rusdi di University of Kentucky, M Amin di Bolling Green University di Western Kentucky. M Amin dan Rusdi pulang bersama ke tanah air.
To be continued
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H