Mohon tunggu...
Supli EffendiRahim
Supli EffendiRahim Mohon Tunggu... Penulis - pemerhati lingkungan dan kesehatan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Orang biasa yang ingin jadi orang baik di mata Allah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kutemukan Islam Itu di Rantau Part 1

15 September 2021   03:53 Diperbarui: 15 September 2021   07:26 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bismillah,

Tulisan ini akan disajikan dengan gaya aku. Aku lahir dan dibesarkan dalam keluarga muslim di desa.Tapi aku tidak tahu apa itu islam. Aku tidak tahu landasan islam. 

Akupun tidak tahu bagaimana menjalani hidup menurut islam. Aku sekolah di sekolah islam tetapi pemahaman terhadap islam belum tuntas karena aku adalah beragama islam karena keturunan.

Apa itu islam?

Secara bahasa aku diberitahu bahwa islam itu adalah patuh dan tunduk kepada apamaunya Allah. Sejak kecil aku tidak tahu apa maunya Allah karena aku adalah seorang yang jahil atau bodoh. Mana aku tahu apa maunya Allah. 

Sewaktu di Inggeris, aku banyak waktu dan kesempatan untuk merenung tentang mengapa aku beragama islam? Siapa yang menyuruh aku beragama islam? 

Ada kewajiban apa yang harus kujalani sebagai seorang islam. Sampai suatu saat aku berada di lantai basement masjid Regents Park Mosque London. Di situ ada banyak orang Inggeris yang sedang belajar islam. Aku mendengar banyak diskusi tentang islam.

Sejumlah pertanyaan ku dengar dari guru dan para murid.

Siapakah tuhan orang islam itu? Untuk apa kita beragama islam? Apa landasan islam? Apa rulun islam? dan banyak lagi. Setelah kelas tentang islam tentang tauhid dll selesai tiba giliran ada orang Inggeris mengucap syhadat.

Aku menangis sejadi jadinya karena orang Inggeris itu sudah memahami islam tuntas baru masuk islam. Sedangkan aku, aku masuk islam dulu baru berusaha untuk memahami islam. Aku tidak pernah mengalami momen di mana aku sudah mengerti islam baru masuk islam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun