Diantaranya yg telah Buyung Nurman ungkap diatas (ngambiak semalan) HUTANG BUDI, biaya di tanggung sendiri. Menuntut  kesetian, kerelaan pengorbanan waktu, tenaga  pikiran dan materi dari adek sanak, menunjukkan kekompakan turut senang, bergembira, semangat bersama, kekerabatan, yg tinggi. Untuk sekarang perubahan peradaban matrealistis, hitung2 an (rugi).Â
Nepiak makanan dgn tamu sajau kini di hitung. Dalam artian pengeghit. Sekarang itu sifat pengeghit itu semakin nampak (menonjol) di kalangan masyarakat di dusun laman. PERUBAHAN PERADABAN.
PENGANTEN Â MATA MENARI
Buyung Nurman lebih lanjut menjelaska  tentang panganten mata menari. Prosesi bimbang adat ala Serawai yang tergolong baru di gelar di Air Nipis adalah bimbang Lisa cucunya Wamaludin putri Dismi Hayati dan bimbang Steven cucunya H. Sukarjo putra H. Bandarman.
Saya tidak menyaksikan secara  utuh di kedua prosesi bimbang itu baik di tempat Lisa di Palak Bengkerung maupun.di tempat Steven di Lubuk Langkap. Apakah ada tahapan penganten mata (mentah=belum masak).
Penganten mata menari ini dilakukan di penghujung waktu penganten duduk di atatar sebelum melanjau (penganten pria membelikan penganten.wanita berupa makanan ringan untuk di nikmati bersama) sebelum pulang kerumah.
Penganten mata ini di perankan oleh salah seorang kawan pengapit penganten baik pria maupun wanita.
Sepasang kawan pengapit penganten didandani, dipakaikan baju dan hiasan penganten, Â mirip pasangan penganten tapi bukan pasangan penganten yang resmi,.ini juga makanya di katakan penganten mata.
Pada tahapan ini seru sekali karena hampir semua tatapan mata tertuju kepasangan ini dan sekaligus di lihat keterampilan menarinya.
Dari sekian banyak pasangan penganten mata ini tidak sedikit mereka berjodoh guna memasakkan pengantennya setelah beberapa waktu ke depannya. Â
Saya ada beberapa kali menjadi penganten mata baik di Seginim maupun di Pino Masat, Â karena tidak berjodoh maka dibiarkan mata (mentah) sampai tua dengan jodohnya masing-masing.#
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H