Bismillah,
Harapan pamanda Rahim untuk keberhasilan pendidikan kakanda Supli memang luar biasa, tidak hanya materi yang di siapkan untuk mencapai keberhasila pendidikan itu, berupa kopi dan lada yang merupakan hasil kebun dari  hamparan kebun datar kepayang, tetapi doa yang selalu dipanjatkan kepala Tuhan Yang Maha Kaya.
Rumah tinggi-besar yang di miliki pamanda Rahim kala itu di sudut sebuah kamar ada sebuah kotak besar dan beberapa karung goni yang isinya kopi gelondongan dan lada yang sudah dan siap di giling dan dijual jika Supli memerlukan uang.
Saya sedikit tahu miskipun masih kecil karena saya cukup sering datang kerumah paman  Rahim dan kadang-kadang di mintai tolong oleh beliau untuk memanggil tetangga dekat karena beliau ingin mendoa dan menjamu dikit istilah di masa itu.
Ritual menjamu mendoa ini rutin di lakukan pamanda Rahim bila Supli akan ulangan kwartalan dan kenaikan kelas serta ujian semesteran ketika kuliah. Â Saya yakin doa bersama tetangga ini dilakukan untuk memperkuat doa beliau dan keluarga.
Hubungan Bapak saya Marzuki dengan pamanda Rahim cukup dekat karena sama-sama berasal dari Sebilau Ulu Manna Ilir. Â Roni Baid meralat bahwa pada zaman masih kecamatan Pino sebelum pemekaran th 1970 - 1980 an. Sebilo (SKT) itu masuk wilayah Marga Ulu Manak Ulu. Sebab masuk Pasrah Bandaragung.
Ketika pamanda Rahim pulang dari Palembang habis mengantar Supli untuk kuliah di Unsri,  paman Rahim bercerita bahwa Supli tidak dapat di ke dokteran melainkan di pertanian dan sejak saat itulah saya tahu bahwa 4-5 tahun kedepan tahun 1980/1981 bakal ada warga Lubuk Langkap yang bergelar Insinyur  yang sangat membangga karena seorang Insinyur jika bekerja di pemerintahan sudah pasti minimal di ibukota kabupaten, lain halnya dokter miskipun keren tapi di tempatkan di Puskesman di Kecamatan (ini dulu zaman bahelak).
Ketika paman Rahim memutuskan untuk hijrah ke palembang , beliau masih sempat ngobrol dengan bapak saya di rumah.# Â bersambung
# Paman Rahim ngambik semalam waktu bimbang Pernikahan dang Ja'al...In Sha Allah...
Prosesi bimbang.adat serawai Bengkulu selatan sungguh melelahkan, tidak hanya yang dirasakan oleh yang empunya hajatan tetapi bagi warga masyarakat desa yang berpartisifasi untuk ikut menyukseskannya.
Betapa tidak,. setelah selesai musyawarah warga dusun halaman yang biasanya di laksanakan 2-1 minggu sebelum hari puncaknya maka sudah banyak famili yang berdatangan untuk membantu masak beraneka ragam masakan dan menyelesaikan pekerjaan -pekerjaan kecil yang akan di perlukan pada saat waktunya tiba dan tidak sedikit  ada yang datang untuk sekedar ngobrol.
Ada tiga hari paling tidak yang sudah banyak warga dusun sanak famili hadir untuk membantu dan tiga hari ini memiliki nama khas yaitu hari mengambil bambu dan daun,. hari melemang serta hari bimbang yang merupakan hari puncak.
Belum lagi rangkaian ritual bimbang adat itu sendiri,  seperti gegerit, makan sepagi, menari sambil menombak kerbau,  mempelai duduk di atatar,  berbelanja, dan penganten mata menari, serta  mempelai perempuan menari di pangkal tangga rumah.
Ada suatu hal yang menarik masih dalam.rangkaian ritual bimbang adat itu juga yaitu mengambil satu malam.
Ritual mengambil satu malam ini mengandung makna tersendiri karena sepasang mempelai beserta kawan-kawan dan pengikut yang lain di ungsikan di sebuah rumah yang memang sudah di sepakati.
Warga yang rumahnya di tumpangi satu malam ini  sudah pasti hubungan kekerabatanya dengan yang punya hajat masih relatif dekat dan merupakan suatu petunjuk.
Malam di rumah pengasingan ini ritual berepat (memotong rambur sedikit) untuk penganten pria dan.berinai (bekutek) untuk penganten wanitanya, dari rumah ini penganten turun untuk ikut ritual gegerit dan besoknya untuk menari nombak kerbau setelah ritual makan pagi disaat ketua kerja memapar niat dalam hati yang mendalam tujuan sahibul hajat melakukan pernikahan anaknya disertai dengan bimbang adat.
Ketika Bapak saya Marzuki melaksanakan Bimbang adat kakanda Jaalni yang mengambil satu malamnya adalah paman A. Rahim.
Di situlah saya melihat bahwa pamanda Rahim cukup terampil dan mengerti untuk melakukan berepat (motong rambut sedikit) dengan tangan beliau sendiri dan juga membuat topi penganten pria.#
In Shaa Allah bersambung.......
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H