Gagal Jadi Dokter dan Menembak Calon Dokter
Bismillah,
Saya bersyukur apapun keadaan saya. Karena semua adalah kehendak Allah. Ana utid, anta turid wallahu faalu limayurid. Tulisan ini tentang kesehatan masyarakat, lingkungan dan jamu.
Gagal jadi dokter dan meminang calon dokter
Saya secara akademik memenuhi syarat untuk mendaftar masuk FK Unsri. Tapi gagal mendaftar karena tak ada surat kenal lahir. Saya sempat kecewa tapi rela. Saya jalani saja saran ayah dan paman kala itu. Alhamdulillah banyak jalan ke Roma.
Modal miring wong ndeso memang tidak pantas masuk FK kala itu. Apalagi mau nembak calon dokter. Anehnya saya mau nembak yang tidak mau sementara yang mau saya cuekin. Ada juga anak FK yang mau sama saya. Tapi saya mau yang seorang lagi. Dasar geer hehe.
Setelah jelas dia gak mau diefek oleh wong ndeso saya cepat banting setir untuk mencari yang lain. Wal hasil sempat melupakan cari  "cewek" alian doi hingga tahun ketiga terlewati. Kuliah jadi aman karena sudah masuk ke semester 7.
Alhamdulillah yang saya tembak 3 tahun sebelumnya tapi bukan anak FK mau dengan saya. Sekarang dia sudah jadi nenek atau genma cucu saya.
30 tahun setelah gagal masuk FK anak anak mulai ada yang jadi dokter gigi dan dokter umum. Terakhir masih ada yang sedang kuliah di FK Unsri calon dokter gigi. Kini tinggal sms atau tlp kita janjian untuk servis gigi. Sayangnya yg dokter gigi tak bisa disuruh datang ke rumah karena alatnya tak bisa dipindah. Beda dengan anak yang dokter umum bisa disuruh datang.
Kesehatan masyarakat
Sejak tamat sekolah di UK saya kembali ke tanah air. Selanjutnya kembali memgajar sambil menjadi staf peneliti dN kabid bidang penelitian dan kerjasama di Pusat penelitian Lingkungan Hidup UNSRI. Sejak tahun 2000an menjadi dosen PPS di Stisipol, STIK Bina Husada dan di UNSRI. Saya mengajar di sejumlah prodi Kesmas dan Ilmu Lingkungan di PT di atas.
Mahasiawa saya kebanyakan para dokter, bidan, birokrat pada umumnya dan staf K3 di sejumlah institusi pemrintah dan swasta.
Bertemu calon dokter itu
Sewaktu masih berada di LN dan sepulang ke tanah air saya jadi teman FB dengan calon dokter yang sudah jadi dokter senior. Sekali sekali kami buat lawak karena dia secara resmi belum menolak saya hehe. Saya bilang padanya bahwa saya digantungkan karena anda waktu itu naksir sama sahabat saya lebih ganteng dan beduit dari saya. Gaklah prof katanya geeeeer.
Terus saya tagih ybs kenapa dia tidak menolak tapi tidak menerima saya kala itu. lanjut gweerrrbhehe.
Suatu hari saya mengunjungi kantornya membawa mahasiswa. Swnang juga rasanya dan kami saling jaga imej danpertemuan berlangsung formal. Herannya dia tidak posting foto foto kunjungan. Biasanya kalau ada kunjungam orang lain dia akan posting di FB. Tapi sudahlah. Mungkin film fotonya gak cukip bukan yang 36 hehe.
DiPalembang  dan banyak kota di tanah air sebagai siatem ekologi atau ekosistem buatan, konsumsi jambu adalah bagian yang tidak bisa dipisahkan lagi dengan kehiduoan masyarakat. Jika mereka sakit mereka minum jamu. Sehatpun minum jamu. Jamu yang mereka minumpun bisa buat sendiri.  Pagi ini Dr Dianita Tarigan, ASN BTKL PP Palembang menyatakan bahwa
Kesehatan tradisional sudah mulai dikembangkan oleh kemenkes. Dengan berdirinya LKTM di Sumsel yg areanya wilkernya beberapa propinsi. Di Puskesmas juga sudah mulai dibentuk.
Saya juga termasuk org yg merasakan manfaat jamu. Saya buat sendiri katanya.
Kini saya bahagia karena mahasiswa saya banyak para dokter, bidan, perawat dan Sarjana Kesmas serta para analis kesehatan. Anak dan keponakan banyak yang jadi dokter dan nakes lainnya. Hikmah dari gagal jadi dokter dan meminang calon dokter. Tetap semangat.
Jayalah kita semua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H