Pelayanan kesehatan sebagai wisata kebugaran
Ketika Menteri Kesehatan RI kala itu dr Terawan pada tahun yang sama menekankan perlunya peningkatan wisata kebugaran alias wisata kesehatan yang melibatkan jamu dan massage maka saya merasa sedih. Kenapa? Karena lingkungan di Thailand memang sudah terbentuk sebagai lingkungan yang permisif menyelenggarakan wisata kebugaran itu.Â
Rumah-rumah penduduk dijadikan home stay yang sudah memperoleh legalitas formal dari pemerintah untuk menerima turis dan memberikan pelayanan apa saja yang doperlukan turis. Wisata kebugaran itu ada di rumah-rumah. Penyediaan jamu dan kondom ada di setiap "home stay".Â
Pelayanan "massage" dicontohkan kepada kami para peserta kursus global health pada RS pendidikan milik Univ Mahidol. Betapa di sana ada zal-zal perawatan melalui massage ala China, Eropa, Asia dll.Â
Tinggal terserah kepada pasien mau memilih treatment. Bahkan kampus Universitas membuka pelayanan untuk umum di dalam kampus berupa pelayanan massage modern maupun tradisional. Pelayanan massage ini merupakan hasil pokok universitas. Di dalam.kampus juga ada penjualan konstrasepsi. Hal yang sama saya lihat di kampus kampus Inggeris abad yang lalu.
Bertemu keponakan
Waktu ke Universitas saya bertemu keponan yang sedang ambil program master kesehatan di Faculty Public Health Universitas Mahidol Bangkok. Banyak pembicaraan kami seputar permasalahan kesehatan dan wisata kebugaran di Thailand. Taufik eko susilo kini jadi dosenndi pulau Jawa, tepatnya di Solo. Taufik adalah anak add kunvi dan M.Tohir. Mereka ini tinggal di Bengkulu.
Marak di tanah air
Belakangan di Indonesia marak pusat pelayanan massage secara tradisional di kota besar dan kota kecil bahkan ke desa-desa. Jika saya hubungkan dengan apa yang terjadi di Thailand itu dengan maraknya pusat kebugaran di seluruh tanah air yang bersamaan dengan arah tuju Kemeskes RI kala itu maka wisuta kebugaran itu sudah "sukses" dijalankan.Â
Apakah wisata kebugaran itu sama dengan yang ada di Thailand saya belum dapat gambaran yang pasti. Tapi logikanya sama saja. Yang membedakan hanyalah kepemilikan pusat massage.Â
Di thailand owner adalah pemilik rumah-rumah home stay. Di Indonesia setelah saya selidiki adalah penyewa. Penyewa graha sehat yang ada di tanah air kebanyakan para penyewa dari pulau Jawa.Â