Bismillah,
Permasalahan lingkungan hidup di Indonesia tidak ada yang sulit di atasi jika semua pihak sadar akan pentingnya lingkungan yang sehat, lingkungan yang indah, lingkungan yang rapi dan lingkungan yang tidak menimbulkan masalah tetapi merupakan lingkungan yang berkah. Untuk ity semua maka semua pihak mulai dari pemerintah, masyarakat, dunia usaha dan semua pihak tidak lagi membuat masalah tetapi menyelesaikan masalah.
Pertama, sungai bersih tidak tercemar.
Sungai itu mesti diletakkan dan dijadikan di drlepan kita jangan di anggap di belakang kita. S8ang malam para RT, RW dan pak Camat mengingatkan para warganya untuk menjaga dan memelihara sungai sehingga semua warga menyayangi  sungai dan tidak memcemarinya.
Kedua, menyayangi hutan. Hutan selama ini adalah sumber mala petaka kebakaran maka semua pihak harus membangun kesadaran bersama bahwa hutan kita mesti kita pelihara jangan diganggu. Yang rusak  ditanami kembali, jangan ditebang karena hutan adalah sumber kehidupan kita.
Ketiga, elakkan abrasi pantai. Abrasi pantai mesti jadi tanggung jawab semua pihak termasuk penduduk di areal pantai, pemetintah, dunia usaha dan para cerdik cendiakawan. Menanami kembali kawasan hutan bakau sekitar pantai, tidak sembarangan mengambil batu karang dan tifak menggunakan bahan peledak dalam mencari ikan merupakan hal yang dapat kita lakukan jika kerusakan pantai bisa kita elakkan. Penambangan lepas pantai seperti timah di pantai pulau bangka merupakan pelajaran berharga yang mestinya tidak terulang kembali untuk elakkan abrasi pantai.
Keempat, elakkan pencemaran udara. Pencemaran udara merupakan produk bersama dari para pengguna kendaraan, pabrik-pabrik dan penggunaan kendaraan berumur tua.
Kelima, elakkan banjir. Banjir sudah menjadi fenomena yang sulit dielakkan yang terjadi karena semakin berkurangnya daerah resapan air, pembukaan hutan fi bagian hulu sungai dsb.
Keenam, tingkatkan keanekagaman hayati. Menurunnya keragaman hayati merupakan dampak ikutan dari terjadinya dampak lanjutan darikerusakan hutan. Penangkaran satwa liar mesti giat dilakukan, memperluas habitat untuk satwa liar.
Ketujuh, cegah pencemaran tanah. Pencemaran tanah itu tidak sulit dicegah dan diatasi jika semua penduduk bersama pemerintah, tokoh masyarakat dan dunia usaha sadar bahwa tanah itu tercemar oleh prilaku bersama yang tanpa sadar atau dengan sadar. Semua mestinya bertaubat dari tidak sadar membuang sampah ke tanah, membuang bungkus permen, membuang bungkus nasi, membuang bungkus plastik, membuang oli bekas.Â
Kedelapan, kelola sampah dengan baik. Mengelola sampah di mulai dari diri sendiri, dimulai dari yang kecil dan dimulai sekarang juga. Jangan menunggu pemerintah, jangan menunggu yukang pungut sampah, jangan menunggu pasukan kuning, jangan menunggu banjir, jangan menunggu bau. Sadarlah bersama bahwa sampah adalah musuhku, musuh kita jika sudah sudah banyak. Sampah adalah sumber rezeki jika dipilah dan dipilih. Mana sampah organik mana yang non organik. Terapkan 3 R dengan baik -reduce, reuse dan  recycle.Â
Kesembilan, cegah kerusakan ekosistem laut. Laut itu adalah kita. Jika kita membuang sampah ke laut maka ia akan kembali ke pada kita. Membuang sampah di sungai akan kembali kepada kita karen laut tidak menimbun sampah. Dia akan mengambalikan sampah yang kita kita buang di sungai, di pantai. Sadarlah secara bersama, sadarlah sekarang dan sadarlah selamanya.
Kesepuluh, cegah pencemaran air tanah. Air tanah adalah air yang berasal dari setiap tetes air yang jatuh ke permukaan bumi. Kunci kebersihan air tanah adalah kita sendiri. Jika kita sadar bersama maka air tanah kita akan bersih. Jika tidak sadar bersama dan kita mengotori permukaan bumi maka air tanah kita akan tercemar. Sadari bahwa kita mesti menjaga air tanah kita dengan tidak mencemari setiap jengkal tanah dan air di sekitar kita. Membuang sampah sembarangan akan menyebabkan tercemarnya air tanah kita.Â
Kesebelas, cegah pemanasan global. Pemanasan global adalah cerminan prilaku kolektif kita di bumi. Gas rumah kaca timbul dari kegiatan kita sehari-hari yakni dari asap kendaraan kita, dari prmbakaran sampah kita, dari pembakarab hutan dan lahan, dari asap cerobong pabrik kita. Maka perbaiki prilaku kita akan menngurangi pemanasan global.
Kedua belas, cegah kelangkaan air. Air jadi langka karena prilaku kita yang buruk dan kolektif dalam memotong pohon, membersihkan lahan dengan membakar hutan dan lahan sehingga air tanah menjadi terganggu. Hutan dan lahan yang utuh adalah tempat air tanah berada. Gangguan terhadap lahan dan hutan di mana lahan dan hutab jadi gundul adalah penyebab kelangkaan air. Kesadaran bersama untuk menjaga penyebab kelangkaan air adalah mutlak kita lakukan bersama.
Ketiga belas, redam pencemaran suara. Pencemaran udara juga sangat tergantung kepada kesadaran kita bersama sebagai warga negara, warga kota, warga desa. Kita masih menggunakan insektisida dalam jumlah besar, kita belum melakukan penghijauan secara masif, kita masih membuang sampah secara sembarangan, kita masih membakar hutan dan lahan secara sembarangan dan kita masih membakar sampah secara sembarangan.Â
Keempat belas, tingkatkan daerah resapan air. Daerah resapan air semakin lama semakin berkurang mulai dari perkotaan hingga ke pedesaan. Kesadaran bersama dalam meningkatkan daerah resapan air mesti kita tingkatkan melalui penanaman pepohonan pada lahan kosong, membuat taman di lokasi pemukiman, membuat biopori, sumur resapan dan tidak menyemen seluruh permukaan halaman rumah, kantor, toko dan pergudangan.Â
Kelima belas, elakkan bangunan liar dan kumuh. Bangunan liar dan kumuh sudah menjadi tren di perkotaan dan pedesaan. Ini juga memerlukan kesadaran bersama penduduk perkotaan, penduduk desa dan penduduk daerah urban. Bangunan kumuh dan liar mesti dielakkan karena ini juga merupakan penyebab timbulnya permasalahan lingkungan yang perlu ditasi dan dielakkan.Â
Jayalah kita semua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H