Bismillah,
Kita meski tidak semuanya sepakat bahwa diutusnya nabi Adam as dan istrinya Siti Hawa, bapak moyang manusia, ke bumi adalah sebagai penyelamat atau pengatur bumi. Sebagai warga negara yang baik perlu saling ajak mengajak dan saling mengingatkan satu sama lain agar terus menerus bijak terhadap lingkungan di mana kita berada. Tulisan ini mengungkapkan perlunya bijak terhadap lingkungan kita secara lokal maupun bumi secara global.
Berindak lokal berfikir global
Mari kita melakukan pekerjaan surveilans terhadap kondisi lingkungan hidup kita mulai dari pedesaan hingga ke perkotaan, dari pinggir sungai, danau atau laut, dari pantai hingga ke gunung tinggi, dari pasar hingga ke mukiman, dari kantor desa sampai ke gedung kementerian bahkan istana negara dan bahkan sampai ke markas PBB di New York.
Mari kita coba lihat bagaimana mutu atau kondisi lingkungan kita? Apa itu lingkungan? Lingkungan adalah kesatuan ruang, benda, materi dan energi serta manusia dan prilakunya yang saling berinteraksi satu sama lain sehingga saling mempengaruhi kesejahteraan kehidupan.Â
Kehidupan yang ada dalam lingkungan yang kita sebutkan tadi adalah kehidupan manusia dan hewan dan tumbuhan yang ada. Jika lingkungan itu baik mutunya maka akan baik pula mutu kehidupan manusia di dalamnya, sebaliknya maka mutu kehidupan manusia menjadi buruk.
Mutu kehidupan manusia tergantung sangat erat kepada lestarinya lingkungan geo-fisik-kimia, biologis, sosial ekonomi dan budaya serta derajat kesehatan masyarakat. Pengelolaan lingkungan yang bijak sangat tergantung kepada kualitas SDM di daerah tersebut. Pengelolaan yang bijak dicirikan oleh bagusnya komitmen para menajer, masyarakat di wilayah tersebut. Edukasi terhadap masyarakat tentang pendidikan lingkungan dan kesehatan yang baik mesti terus menerus dilakukan dan bersifat proaktif dan bersifat preventif. Semua harus berkomitmen bukan hanya pemerintah saja, tetapi juga dunia usaha, cerdik cendiakawan dan masyarakat pada umumnya.
Kebersihan bagian dari iman
Jika kita melihat jalan-jalan yang sepi, pemukiman padat penduduk, pasar tradisional, maka kita akan tercengang menghadapi kenyataan bahwa kebersihan, kerapian dan keindahan itu adalah "makhluk yang sangat langka". Â Bahwa kebersihan adalah bagian dari gambaran iman seseorang masih perlu perjuangan alias masih sebagai slogan yang belum membumi.
Tetapi alangkah konstrasnya keadaan ketika di nagara-negara Eropah, Australia dan Amerika yang nota benenya tidak mengenal slogan 'kebersihan bagian dari iman" masyarakatnya. Negara-negara di benua tersebut memperhatikan betul kesehatan dan kebersihan lingkungan baik dengan terpaksa maupun secara sukarela.
Kapan mau sadar?