Bismillah,
Ibuku secara berkala selalu menyapaku walau melalui telepon atau video call ketika ada rencana yang ia akan lakukan. Mempunyai umur yang sudah kepala 8, ibu memang memperoleh nikmat yang banyak dari Allah. Beliau dianugerahi mata yang terang, badan yang sehat dan zuriyat yang banyak. Tulisan ini adalah seputar ibunda Rahina yang pulang ke kampung halamannya karena abang sulungnya meninggal.
Mengirim uangÂ
Tahun ini dan tahun sebelumnya bunda Rahina pamit dengan penulis bahwa dia akan mengirinkan uang hasil tabungannya dari kiriman anak-anak dan cucu-cucunya. Dia akan mengirimkan uang itu melalui amplop yang dibungkus rapi bersama pakaian atau makanan. Jadi tidak tampak ada uang di dalamnya. Waktu pamit, penulis mengizinkan jika itu baik untuk bunda.Â
Sekian untuk abang, sekian untuk adik, sekian untuk cucu dst. Penulis bilang kepadanya, ok bunda silakan. Tahun ini dia mengirim abangnya paling banyak. Ruapnya abangnya akan meninggal. Karena abang sulung yang vernama Wasim bin Merinsan meninggal itulah maka bunda Rahina Pulang kampung.
Pulang beserta 2 anak, mantu dan cucu
Bunda Rahina pulang ke kampungnya di Lubuk Langkap Suka Maju Air Nipis Bengkulu Selatan. Perjalanan menuju dusun tersebut disopiri oleh mantunya Feri, diikuti oleh anaknya Yahini dan Nahayani.Â
Tidak lupa anak-anak Feri dan Yahini swbanyak 3 orang. Menurut informasi dari anak bunda Rahina yang bernama Nahayani, ada cermah agama tadi malam dari Aaf bin Feri, yang baru akan masuk SD pada bulan Agustus 2021 ini. Tema ceramahnya adalah seputar menutup aurat dalam islam. Gambar di atas adalah bunda Rahina dan cucu Aaf.
Solat di Musholah Darussalam
Musholah Darussalam Lubuk Langkap dibidani oleh Isman Masak, S.Pd dan anak bunda Rahina berukuran 6x6 m. Perantau asal Lubuk Langkap di banyak tempat di pulau Jawa dan Sumatera dan bahkan ada yang di Malaysia menjadi donatur musholah ini. Donatur lain adalah para mahasiswa PPSKM Bina Husada, DPRD Sumsel, keluarga dr Rusdi Damiri, SpOG Jakarta, anggota grup pengajian  KKQ Ikaperta, dll. Musholah ini berdiri kokoh di dekat mantan rumah bunda Rahina yang dia jual sekitar 36 tahun silam.
Bunda Rahina pulang kampung dalam rangka melayat dan takziah di rumah anak almarhum Wasim bin Merinsan  yang meninggal pada tanggal 1 Juli 2021 lalu. Almarhum meninggal dalam usia 90an tahun. Bunda Rahina adalah anak terakhir dari 4 bersaudara dari keluarga Merinsan. Sementara alm Wasim adalah anak sulung atau tertua.
Banyak makan durian
Meskipun mereka membeli dari warga dusun Lubuk Langkap dan yang menjualnya adalah abak-anak atau cucu dari bunda Rahina dan anak-anaknya, bunda dan rombongan puas alias senang. Harga durian jauh lebih murah dibanding dengan harga durian di kota Bengkulu. Tambahan durian di Lubuk Langkap dagingnya tebal dan rasanya enak.
Nahayani, anak bunda Rahina ketika ditelepon menyatakan kegembiraannya bahwa dia tidak lagi mabuk seperti waktu dia baru mau berangkat menuju Palembang 38 tahun yang lalu. Dia mengklaim bahwa dia sudah seperti orang kota yang biasa jalan jauh naik kendaraan. Hari ini 4 Juli 2021 rkmbongan bunda Rahina banyak beli, makan dan bawa durian karena bunda baru terima gaji dari anak-anaknya. Hehe.
Hayalah bundaku dan kita semua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H