Mohon tunggu...
Supli EffendiRahim
Supli EffendiRahim Mohon Tunggu... Penulis - pemerhati lingkungan dan kesehatan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Orang biasa yang ingin jadi orang baik di mata Allah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tips Menjaga Nikmat Hidayah

4 Juli 2021   08:19 Diperbarui: 4 Juli 2021   10:30 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bismillah,

Meskipun kita adalah orang beriman, taat terhadap ajaran agama, ada tahta, ada harta, ada wanita atau pasangan, tapi syaithan tidak pernah putus asa untuk menyesatkan kita. Mereka tidak pernah putus asa untuk mengajak kita keluar dari jalan hidayah, mengajak kita memasuki api neraka. Tulisan ini mengungkapkan tips menjaga hidayah. 

 Syahwat, harta, tahta dan ujub

Manusia beriman selalu dalam godaan syaitan. Dalam menjalani kehidupan, manusia beriman akan selalu digoda syithan dari depan, dari belakang, dari samping dan dari bawah agar ikut mereka. Syaithan ingin menjatuhkan manusia beriman melalui kesenangan dunia berupa syahwat kepada lawan jenis, atau terhadap jenis yang sama, mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya, kemudian menyenangi tahta dan bahkan popularitas.

Banyak manusia beriman yang hancur kehidupannya karena syahwat kepada lawan jenis, banyak juga yang hancur karena syahwat kepada satu jenis berupa homosek atau biseks, atau lesbi. Manusia beriman maupun yang tak beriman mengalami kehancuran hidupnya karena mereka tidak tahan atau kalah dari godaan syaithan. Meskipun demikian  tidak sedikit yang terhindar dari perangkap syaitan karena memperoleh hidayah dan perlindungan dari Allah swt.

Demikian juga manusia beriman banyak juga yang masuk perangkap syaithan berupa syahwat berkuasa atau tahta serta syahwat untuk memperoleh harta sebanyak-banyaknya. Syahwat terhadap kekuasaan dan harta pada manusia beriman ataupun pada manusia tidak beriman jika dikendalikan dengan baik akan baik-baik saja. 

Namun sebaliknya, jika kita tidak bisa mengendalikan nafsu kita terhadap godaan syaithan dan godaan tahta dan harta maka kita akwn jatuh kepada praktek-praktek memperoleh kekuasaan yang tidak halal, yang berimplikasi kepada praktek mengumpulkan harta yang juga tidak halal.

Praktek memperoleh kekuasaan secara sogok menyogok untuk menjadi anggota legislatif, eksekutif, yudikatif maupun ketika menjadi ASN mesti dihindarkan. Mengapa?  Karena ujung dari semua itu adalah penyesalan. Jika kita  menyesal masih di dunia dan kita bertaubat maka masih ada peluang untuk memperoleh ampunan Allah swt. Tetapi jika kita mati sewaktu belum bertaubat maka kita akan menyesal selama-lamanya. Dikubur meperoleh azab lubur, di akhirat memperoleh azab neraka.

Jika manusia beriman tidak hati-hati terhadap perangkap syaithan maka masih ada perangkap lain berupa ujub dan ghibah. Ada manusia beriman yang taat, tidak suka dengan praktek riba, tidak suka dengan zina, tidak senang dengan sogok menyogok. Tetapi tetap saja ada cara lain berupa ujub dan ghibah.

Syaithan menggoda  manusia taat berupa rasa bangga diri terhadap kesolehan dirinya. Dia bangga bahwa dia pasti masuk surga karena amalnya banyak, solatnya khusuk, dakwahnya banyak, pengikutnya banyak dsb. 

Jika tidak bisa dibujuk syaithan dalam hal ujub dalam ketaatan beragama maka syaithan akan membujuknya pula agar melakukan ghibah terhadap saudaranya, pembantunya, terhadap atasannya  dosennya, mahasiswanya, keluarganya. 

Ujub dan ghibah termasuk kategori dosa besar. Jika manusia beriman terjebak kepada ujub dan ghibah dan itu menghantarkannya kepada maut maka manusia beriman itu akan celaka dan pasti akan menemani syaitan di neraka.

Tips menjaga hidayah

Ada dua hidayah yang diterima manusia yakni hidayah ihsan dan hidayah taufiq. Semua manusia kemungkinan besar suatu saat akan terdedah dengan petunjuk Allah dalam alquran atau perkataan atau perbuatan nabi. Tapi tidak semua manusia yang meyakini dan memgamalkan petunjuk Allah tersebut. Perintah membaca dalam alquran diamalkan seluruh manusia di muka bumi. 

Tetapi mereka tidak meyakini dan mengamalkan petunjuk dari Allah dan nabi Muhammad tersebut. Sebagaimana diketahui bahwa keluarga nabi Muhammad saw sendiri ada yang tidak memperoleh hidayah kedua berupa hidayah taufiq. Mereka itu adalah paman nabi yakni Abu Jahal dan Abu Lahab.

Memperoleh dan menjaga hidayah taufiq dari Allah swt antara lain menjaga solat lima waktu, berzikir pagi dan petang, siang dan malam, bersiri, duduk atau berbaring. Menjaga hidayah yanh lainnya adalah melalui dakwah, memilih teman dari kelompok soleh dan atau soleha, menjaga diri dari praktek dosa besar, membaca alquran dan mentadaburinya serta melaksanakan rukun islam lainnya berupa puasa, sedekah, bayar zakat, melaksanakan haji dan umroh.

Selalu berdoa kepada Allah agar selalu ditunjukkan jalan yang istiqomah, sebagaimana jalan mereka yang Allah beri nikmat, namun janhan jalan mereka yang Allah murkai dan sesat. Doa ini akan Allah kabulkan manakala kita menjaga solat 5 waktu secara berjemaah, di mana azan dikumandangkan. Doa itu kita istiqomahkan pada sepertiga malam yang akhir atau pada saat solat dhuha, solat hajat, solat taubat. Pendek kata doa minta hidayah dan perlindungan dari Allah mesti dan mesti dibaca dalam hati dan dalam lisan kita dalam keadaan apapun dan di manapun kita berada. Semoga Allah swt mengijabah doa2 kita. aamiin yra.

Jayalah kita semua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun