Bismillah
Wasim adalah putra sulung Merinsan dan Muntinan asalah Kota Bumi Masat Bengkulu Selatan sekitar 90 tahun yang llalu.
Wasim sudah dewasa ketika diajak pak Merinsan merantau ke Lubuk Langkap Sukamaju Air Nipis Bengkulu Selatan di akhir tahkun 1950an.
Wasim adalah pemuda Muhammadiyah yang kuat prinsip dan kuat beragama. Dia ramah dengan semua orang terutama kepada keponakan dan siapa saja dia temui.
Saudara kandungnya adalah Lemasim, Atun dan Rahina. Ketika beliau meninggal pada malam Kamis (1/7/2021 sekitar pkul 20.00 WIB Wasim hanya mempunyai adik perempuan yang masih hidup yakni Rahina. Rahina pun sudah sepuh dan tinggal di Bengkulu.
wasim telah memberi contoh dalam menjalani kehidupan sebagai petani. Da bersama adik-adiknya Lemasim, adik iparnya A Rahim, Jalim, Khadijah bahkan keponakannya Asdin menggarap kebun Kopi di Datar Kepahyang pada akhir dasa warsa 1970an.
Walau demikian Wasim itu dalam keluarganya punya sifat ingin maju bersama. Kalaupun adik atau ayahnya yang megajak membuat kebun bersama itu bukan soal baginya.
Demikian juga ketika menyekolahkan anaknya ke perguruan tinggi. Dia meminta pendapat keponakannya tentang strategi yang mesti ditempuh baginya dalam menyekolahkan anaknya kala itu.
Anak dan Cucunya bertebaran
Wasim punya anak dan cucu bertebaran di mana-mana. Mereka merantau meninggalkan Lubuk Langkap sebagai konsekuensi membaiknya pendidikan atau merantau karena perkawinan dsb.