Kecerdasan itu tak sama
Sebagai pengamat humaniora dan edukasi, aku mengamati bahwa semua anggota keluarga ayahku dan anak-anakku mempunyai kecerdasan yang tidak sama. Hampir semua mereka cerdas secara akademik tetapi semua beda dalam kemampuan non akademik yang terkadang diperlukan di dalam masyarakat.Â
Ada yang jadi guru tapi mempunyai kemampuan untuk memimpin. Jadilah dia sebagai kepala sekolah. Ada yang jadi tenaga kesehatan berupa dokter, perawat, bidan dll. Ada yang punya klinik sendiri, ada yang jadi direktur RS, ada yang jadi dosen, ada yang jadi pengusaha dll.
Mari saling menghargai
Sesama manusia, sebagai orang yang ada iman maka kita mesti saling hargai. Jangan hanya menghargai capaian akademik saja tetapi mesti kita menghargai orang lain karena dia adalah ciptaan tuhan, dia juga cerdas karena dia diciptakan oleh Yang Maha Cerdas.
Berhentilah untuk meremehkan orang lain karena hartanya, karena pangkatnya, karena kecantikan atau kegantengannya. Yang penting adalah kita harga orang lain karena dia anak manusia, ciptaan tuhan plus dia saudara kita sebangsa, swbtanah air, sesama manusia dan kesamaan lainnya. Elakkan perbedaan dalam melihat orang lain.
Jayalah kita semua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H